Wednesday, May 1, 2024
HomePerspectiveArtikelApakah Coaching lebih efektif daripada Consulting dan Training?

Apakah Coaching lebih efektif daripada Consulting dan Training?

Pernah mendengar istilah career coach? Career coach adalah profesi yang berkaitan dengan membantu seseorang berkembang, khususnya dalam karir.   Salah satu tugas career coach adalah mendampingi klien mewujudkan kesuksesan pencapaian karirnya.

Sayangnya, masih banyak yang belum memahami perbedaan antara coaching, training dan consulting. Berikut ini ulasan ringkas mengenai perbedaan diantara ketiganya.

Coaching

Pendekatan coaching digunakan saat seseorang membutuhkan seorang ahli untuk menemani dan mendampinginya mencapai tujuan yang ingin dicapai di masa depan.  Dalam hal ini, coach mengupayakan teknik-teknik yang tepat agar klien dapat fokus dan terarah dalam mencapai tujuannya tersebut.  

Coach memastikan klien menjalankan aktivitas-aktivitas dan tugas-tugas yang ditetapkan oleh klien sendiri dalam rangka mencapai tujuannya.

Coach tidak pernah memberi solusi tentang masalah yang dihadapi klien, dan tidak pula memberikan tips untuk mengatasi masalahnya. Justru sebaliknya, coach mendengarkan apapun yang disampaikan klien. Coach kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat sehingga membuat klien terbuka pikirannya atau menemukan akar permasalahannya sendiri.

Selanjutnya, coach menuntun klien untuk menemukan solusi mereka sendiri dan bagaimana rencana klien untuk menjalankan solusinya tersebut. Tidak sembarang orang bisa menjadi career coach, seorang coach profesional memiliki sertifikasi khusus yang bisa dipertanggungjawabkan.

Consulting

Consulting atau konsultasi merupakan proses memberikan solusi kepada klien.  Klien memiliki masalah dan konsultan memiliki jawabannya. Consulting dilakukan oleh konsultan sesuai dengan bidang keahliannya. Deskripsi lain dari konsultan adalah pemecah masalah atau problem solver.

Cara ini dipilih ketika klien tidak bisa memecahkan masalahnya sendiri dan akan lebih baik jika mendapatkan konsultasi. Konsultan akan memberikan opsi-opsi yang bisa dipilih, dan memberikan solusi terbaik pada klien. Selanjutnya konsultan yang bekerja, tergantung sejauhmana kesepakatan yang dibuat antara konsultan dan klien.

Klien menerima hasil dari upaya-upaya yang dilakukan oleh konsultan. Proses konsultasi juga dapat menjadi media tanya jawab untuk menambah wawasan atau menemukan permasalahan yang dihadapi klien. Dari kedua pengertian di atas, jelas sekali terdapat perbedaan yang mendasar antara coaching dan consulting.

Training

Training atau pelatihan adalah suatu kegiatan menambah wawasan atau skill apabila seseorang berupaya menguasai suatu kemampuan baru atau meningkatkan kemampuan yang sudah ada. Biasanya istilah training dipakai dalam beragam program pelatihan karyawan di perusahaan.

Training seringkali dilakukan dalam kelas (indoor) atau luar kelas (outdoor) dengan peserta yang lebih dari satu orang. Bentuknya berupa ceramah, workshop, ataupun simulasi.  Pemberi training disebut dengan trainer. Seorang trainer perlu memiliki rasa percaya diri dalam memberikan materinya agar peserta yakin pada kapabilitas trainer.

Dengan memahami penjelasan diatas, apakah coaching lebih efektif dari consulting atau training? Tentu saja tidak. Tidak ada satu pendekatan melebihi pendekatan yang lain.  Efektivitas masing-masing tergantung dari konteks yang dihadapi klien. Inilah yang menjadikan masing-masing pendekatan efektif bila digunakan sesuai dengan konteksnya.

Dalam hal pengembangan diri dengan fokus pada pencapaian tujuan, maka pendekatan coaching dapat dijadikan pilihan. Seseorang yang ingin memiliki kualitas kerja yang baik akan berupaya untuk mengubah dirinya. Proses perubahan ini yang membutuhkan bantuan seorang coach, melalui metode one on one coaching, maka orang tersebut memiliki pendamping selama jangka waktu tertentu untuk meraih tujuannya.  

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor