Wednesday, December 11, 2024
HomeArtikelExperiencedBerpindah pindah pekerjaan

Berpindah pindah pekerjaan

Jika seseorang sering berpindah pekerjaan, misalnya dalam 5 tahun berpindah pekerjaan 3 kali. Padahal jika kita mengetahui alasan sebenarnya orang tersebut tidak ingin dan tidak sengaja melakukannya, misalnya alasan pabrik bangkrut atau salary yang kecil. Tetapi disaat melamar pekerjaan yang baru (ke-4) apakah kita harus jujur semuanya atau hanya cerita sebagian, padahal sebagian HR menganggap hal tesebut (sering berpindah kerja) itu tidak baik bahkan memfonis orang tersebut tidak kuat mentalnya? Bagaimana menurut Anda? Terima kasih.

Mac Why

Dear Sdr.Mac,

Ada banyak alasan seseorang berpindah pekerjaan maupun berganti profesi. Menceritakan yang sebenarnya adalah hal sederhana dan tepat yang akan memudahkan diri sendiri saat wawancara maupun ke depannya. Fokuslah pada hal positif yang ingin Anda raih seperti pengembangan karir. Jika alasan Anda adalah gaji yang kecil, gunakan kalimat lebih positif seperti ‘kebutuhan hidup lebih tinggi namun belum ada posisi kosong di perusahaan’. Sebaiknya Anda telah berdiskusi dengan pihak HRD perusahaan sebelumnya sehingga memudahkan penjelasan dalam wawancara di calon tempat kerja baru.

Salah satu penilaian penting dalam wawancara atau asesment rekrutmen adalah kemampuan mengelola konflik. Pewawancara tidak akan berhenti pada satu jawaban seperti perusahaan bangkrut atau perampingan/pengurangan tenaga kerja, namun ingin mengetahui bagaimana Anda menyikapi kondisi tersebut. Sedapat mungkin, jangan pernah menjelekkan perusahaan sebelumnya termasuk rekan, senior atau atasan. Hal ini justru akan mengesankan Anda tidak mampu mengelola konflik secara internal (diri) dan ada kemungkinan Anda akan melakukan hal sama di lain kesempatan. Jangan pula memberi jawaban normatif atau defensif, seperti ‘tidak ada masalah’ atau ‘baik-baik saja’. Karena justru mengherankan jika seseorang tidak mampu mengenali masalah dalam lingkungan kerjanya. Fokuslah pada situasi dan penyelesaiannya saat itu, sekalipun hasilnya tidak seperti harapan, Anda harus mampu menyajikan sikap positif seperti nilai atau pembelajaran dari peristiwa tersebut untuk diri sendiri. Jangan lupa bahwa sangat mungkin Anda akan kembali berinteraksi atau bekerjasama dengan rekan atau perusahaan sebelumnya.

Tips kecil terakhir, coba evaluasi kepindahan kerja Anda dalam beberapa tahun terakhir secara jernih. Lihat kembali penyebab dan perasaan Anda saat itu, berdiskusilah dengan diri sendiri untuk mengetahui yang sebenarnya Anda inginkan dalam beraktivitas/kerja. Semoga membantu 🙂

Salam,
Tim Konsultankarir.com

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

2 COMMENTS

  1. Thanks atas tanggapannya, dan sangat membuka pikiran saya untuk bertindak lebih baik dalam hal karir khususnya, cuma ada satu hal yang ingin saya tanyakan, bagaimana jika HRD ditempat lama tidak bisa bekerja secara profesional, misalnya mereka mengetahui kita akan pindah kerja, apakah mereka bisa membantu kita untuk menjadi jembatan ke perusahaan yang baru atau malah menjadi batu hambatan, karena tidak semua orang (HRD) bisa bersikap profesional, tidak semua orang senang melihat orang lain sukses.

    Terima kasih…

  2. Dear Sdr. Mac,

    Tidak mudah memang membuat orang lain memahami keinginan, aspirasi terlebih kritik kita. Secara general, biasanya pihak perusahaan dalam hal ini HRD memiliki tugas untuk mengetahui penyebab utama pengunduran diri karyawan. Dengan mengetahui faktor penyebab, maka diharapkan perusahaan akan mengambil langkah tepat. Langkah ini bisa berupa solusi atas penyebab kepindahan karyawan, atau solusi secara organisasi ke depannya.

    Akan menjadi poin plus jika justru Anda yang menawarkan diri untuk membantu mencari pengganti. Selain Anda memberikan waktu pada perusahaan untuk mencari pengganti (biasanya minimal 30 hari), Anda menunjukkan niat baik untuk terus membangun hubungan profesional ke depan.

    Jika perusahan menilai Anda sebagai karyawan potensial (talent) atau karyawan dengan keahlian langka, kemungkinan besar perusahaan tidak ingin kehilangan Anda. Pandangan ini dapat dianggap sebagai usaha menghambat dari sudut pandang Anda, bisa juga menjadi peluang untuk negosiasi atas kebutuhan Anda yang mungkin belum terpenuhi atau pintu gerbang untuk solusi penyebab keinginan mengundurkan diri.

    Agak sulit jika Anda mengandalkan perusahan lama untuk menjembatani ke perusahaan lain, meskipun hal ini juga bisa terjadi. Biasanya jika perusahaan memang melihat ada kekeliruan di proses rekrutmen, sehingga menjadi niat baik kedua pihak untuk win-win solution di kemudian hari. Kekeliruan ini, misalnya, Anda melamar sebagai marketing, ternyata perusahaan lebih membutuhkan personil admin. Mungkin perusahaan akan tetap menawarkan dengan harapan karyawan bisa menyenangi bidang itu, dengan kesempatan untuk pindah bagian di waktu tertentu. Jika ternyata dalam perkembangan tidak terdapat lowongan di posisi yang dijanjikan, maka ada kemungkinan perusahaan (HRD) menawarkan bantuan semacam rekomendasi perusahaan lain.

    Fokuslah pada potensi dan passion atau keinginan karier Anda ke depan, perkecil energi untuk memikirkan pihak/individu yang mungkin tidak mendukung. Semoga membantu 🙂

    Salam,
    Tim Konsultankarir.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor