Wednesday, November 13, 2024
HomeArtikelExperiencedKegagalan dalam wawancara kenaikan pangkat

Kegagalan dalam wawancara kenaikan pangkat

Saya adalah pegawai suatu Bank pemerintah dan telah berkarir selama 12 tahun. Usia saat ini 40 th telah menikah dgn 2 org anak. Sampai saat ini saya menduduki posisi Kepala Seksi, suatu posisi terendah dlm jajaran pejabat di Bank tempat saya bekerja. Sepanjang karir, saya telah beberapa kali gagal dlm wawancara untuk kenaikan pangkat. Saya baru saja mengikuti wawancara untuk kenaikan pangkat namun kembali gagal karena saingan saya lebih disukai oleh atasan yang sama-sama berasal dari daerah yg sama. Padahal pd saat wawancara saingan saya tdk bisa menjawab satu pertanyaan dan menurut informasi ybs menjadi gugup dlm menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Namun faktanya saingan saya yg diloloskan untuk menduduki posisi tsb. Sehubungan dgn kegagalan demi kegagalan yg saya alami tsb, bagaimana sebaiknya saya dalam menyikapi pimpinan saya dan apa yg seharusnya saya lakukan baik pada saat-saat ini (saingan saya akan berada dlm ruangan yg sama dgn saya) maupun pd masa yad. Mohon bantuan Bapak/Ibu sehingga ke depannya saya tidak mau gagal lagi. Terima kasih.

Aldo

Dear Aldo,

Adakalanya kegagalan yang berulang-ulang terjadi pada kita adalah karena cara berpikir kita yang tidak tepat. Kita berada dalam paradigma yang membelenggu kita sendiri sehingga terkadang kita lupa bahwa diri kita juga menyumbangkan kontribusi atas kegagalan kita.

Dalam kasus Anda, saya melihat Anda memiliki cara berpikir yang membuat Anda membelenggu diri Anda sendiri. Contohnya, Anda menuliskan bahwa posisi Anda saat ini adalah kepala seksi yang merupakan posisi terendah dalam jajaran pejabat di bank tempat Anda bekerja. Ada banyak orang yang umurnya mungkin lebih tua dari Anda, tetapi ia belum memiliki jabatan apa-apa atau bahkan baru dipecat dari perusahaan karena perusahaannya pailit. Jadi hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah bersyukur atas rahmat yang Anda peroleh. Setelah itu baru kita pikirkan bagaimana tindakan yang akan Anda lakukan dalam rangka meningkatkan karir Anda di tempat Anda sekarang.

Namun demikian, saya senang dan berterima kasih atas pertanyaan Anda, dengan Anda mengajukan pertanyaan ini Anda membantu orang lain yang memiliki masalah seperti Anda dan yang pasti ini menunjukkan bahwa Anda memiliki kepedulian terhadap diri Anda sendiri. Itu sudah suatu hal yang tidak gampang dilakukan.

Kembali ke masalah Anda, kuncinya ada di dalam diri Anda sendiri. Selama kita hidup didunia ini, kita tidak akan pernah dapat mengendalikan hal-hal yang ada di luar diri kita. Selalu saja ada orang yang tidak senang dengan kita, selalu saja ada atasan yang memiliki anak emas dan bersikap tidak adil kepada kita, selalu saja ada orang yang iri dengan kita, selalu saja ada orang yang membenci kita dll. Ini tidak dapat kita kendalikan ini akan terjadi terus. Mungkin saat ini kita bisa lepas dari X yang membenci kita, tapi kemudian muncul Y yang iri atas keberhasilan kita.

Jadi apa yang harus kita lakukan dengan hal-hal seperti ini? Karena kita tidak dapat mengendalikan hal-hal seperti ini, maka yang kita kendalikan adalah diri kita sendiri, cara berpikir kita, mengubah pendekatan kita dalam mengatasi hal-hal tersebut.

Tuhan memberikan kita masalah untuk membuat kita menjadi orang yang lebih baik. Untuk menjadi lebih baik maka kita harus dapat mengatasi masalah tersebut hingga tuntas, dan tidak balik lagi ke masalah yang itu-itu lagi.

Dalam hal kegagalan wawancara, Anda perlu gali dan tanyakan ke diri sendiri mengapa Anda gagal berulang kali? Tolong jangan melihat hal-hal diluar diri Anda yang tidak dapat Anda kendalikan, misalkan atasan lebih memilih orang yang satu daerah atau hal-hal lain diluar Anda. Ingat Anda telah berulang kali gagal dalam wawancara, jadi ada kemungkinan diri Anda sendiri yang menyebabkannya.

Salah satu cara mengatasi hal ini, Anda dapat mengikuti training mengenai teknik-teknik menjawab wawancara karir, dimana Anda akan diberitahu bagaimana cara menjawab yang baik, sikap yang baik selama wawancara, cara berpikir yang optimis dll. Atau Anda dapat mempelajari dari buku-buku tentang wawancara yang banyak dijual di toko buku. Intinya adalah meningkatkan ketrampilan Anda dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan selama wawancara.

Selanjutnya, ubahlah cara berpikir Anda tentang atasan Anda, berpikirlah positif bahwa atasan Anda adalah orang yang akan membantu Anda meningkatkan karir Anda. Kemudian, ubahlah cara berpikir Anda terhadap orang yang Anda anggap saingan Anda dengan berpikir ia bukan saingan Anda tetapi teman seperjuangan Anda dalam menyelesaikan pekerjaan.

Berpikirlah positif tentang mereka, tunjukkan bahwa Anda orang yang dapat bekerjasama dengan mereka. Tunjukkan bahwa Anda orang yang dapat diandalkan, lakukan pekerjaan Anda dengan baik, bahkan kalau perlu lakukan melebihi apa yang dipinta. Jangan segan-segan menunjukkan inisiatif atau memberikan ide yang akan membangun kerjasama di antara Anda bertiga.

Tunjukkan juga bahwa Anda mempercayai mereka, bahwa Anda mampu bersikap baik terhadap mereka, dengan demikian maka berangsur-angsur mereka pasti akan memberikan kepercayaan kepada Anda dan selanjutnya akan membuka kesempatan karir yang lebih baik untuk Anda.

Kemudian, tunjukkan juga apa yang menjadi kelebihan Anda. Kelebihan Anda adalah aset dan potensi Anda yang sejati. Anda perlu mencari tahu apa kelebihan Anda. Kemudian ini harus Anda ‘jual’, bukan hanya terbatas pada atasan dan rekan Anda saja, tetapi terutama kepada perusahaan Anda. Biarkan atasan dari atasan Anda melihat kelebihan ini. Anda juga harus proaktif mencari celah atau peluang sehingga Anda bisa mengaplikasikan kelebihan tersebut di tempat kerja Anda. Bangunlah networking, baik dengan orang-orang yang berbeda divisi dengan Anda ataupun dengan orang-orang di luar perusahaan Anda. Temukan peluang lain bagi diri Anda sendiri untuk meningkatkan karir Anda di banyak tempat. Selalu ada banyak kesempatan diluar sana, jika kita mau mencari dan memanfaatkannya.

Dengan Anda memulai lebih dulu mengubah cara berpikir Anda dan meningkatkan keyakinan bahwa Anda sendirilah yang bertanggung jawab atas karir Anda, saya yakin Anda akan meraih sukses. Intinya berupayalah untuk menjadi orang baik hari ini dan menjadi orang yang lebih baik lagi di esok hari.

Demikian, Aldo. Semoga membantu Anda meraih karir yang lebih baik di hari depan.

Salam,

andin

Previous article
Next article
RELATED ARTICLES

1 COMMENT

  1. Indah sekali…seperti kata pepatah
    Kita tidak dapat merubah arah angin
    Tapi kita dapat merubah arah layar kapal kita 🙂
    Salam Sukses

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor