Saturday, April 27, 2024
HomePerspectiveKonsultasiJika minat karir banyak

Jika minat karir banyak

Dengan hormat,

Saya membutuhkan saran anda mengenai karir saya. Usia saya 29 tahun. Baru-baru ini saya pernah mengisi semacam kuesioner/tes yang menentukan bidang/minat karir saya. Ternyata, diantara sekian kategori bidang pekerjaan yang ada, saya unggul dengan nilai yang sama di 4 bidang, yaitu investigatif, artistik, sosial, dan enterprising.

Sejak kecil, tanpa kebiasaan belajar yang dijadwalkan seperti teman-teman saya yang lain, saya selalu menjadi siswa terbaik di sekolah. Predikat itu melekat dari SD sampai saya lulus SMP. Di Raport saya, hampir semua mata pelajaran saya berkisar antara 8 sampai 9. Saya juga di angkat menjadi ketua OSIS waktu SMP dan disegani teman-teman. Ketika SMA, saya bosan menjadi yang terbaik dan mulai memilih bidang yang saya inginkan, yaitu senirupa. Tapi ketika saya kuliah, orang tua tidak menyukai pilihan saya tersebut. Sehingga sampai saya lulus dan bekerja di periklanan, saya menjalani pilihan hidup tersebut dengan kepuasan batin yang tertunda. Lama kelamaan gairah di bidang tersebut menipis sehingga intensitas berkaya saya di bidang senirupa berhenti di level tertentu.

Ketika bekerja di advertising saat usia saya 24-25 tahun, saya merasa tidak puas dengan pekerjaan yang itu-itu saja dan ingin merubah haluan karir. Saya memutuskan menjadi volunteer di kegiatan LSM kebudayaan, dan mulai menyukai hal baru yaitu penelitian tentang sosiologi. Tetapi tanpa latar belakang akademik di ilmu sosial saya merasa tidak pede untuk terjun langsung, karena resume saya semua berlatar periklanan.

Sejak kecil, selain menggambar, saya menyukai musik (piano) dan menulis. Maka saya mulai menyukai tulis-menulis, tapi tetap tidak pede untuk mempublikasikannya. tekanan orang tua untuk segera mapan secara finansial bertentangan dengan kebutuhan saya akan “sekolah lagi”. Maka, selama menjadi volunteer (yang bertujuan untuk menyerap ilmu baru sebanyak-banyaknya) saya bekerja serabutan bahkan sempat menjadi pedagang perna-pernik. Ternyata, bidang wiraswasta pun saya memiliki skill, walaupun tidak ingin saya kembangkan.

Saya menyukai kegiatan sosial, bertemu dan menjalin networking. Orang-orang bilang saya juga memiliki leadership. Tetapi, saya juga punya trauma psikis yang membuat saya sering tidak pede dan subjektif. Komunikasi interpersonal dan komunikasi publik saya juga kurang bagus.

Alhamdulilah, selam 5 tahun terakhir mencari jati diri dan jalur pekerjaan yang cocok, terakhir saya mendapat kesempatan magang di pusat kebudayaan asing. Sekarang, hasrat saya adalah ingin segera menentukan jenis pekerjaan yang cocok untuk saya sambil mencari beasiswa kuliah S2. Impian saya adalah bekerja di salah satu badan PBB, yaitu Unesco.

Apakah saya cocok bekerja di bidang kehumasan (dengan skill public speaking yang masih perlu di poles ini)/communication officer? atau saya cocok di bidang penelitian? terus terang, saat ini saya ingin meninggalkan bidang senirupa sebagai karir saya, karena situasi hidup saya membuat bidang itu akhirnya tidak membuat saya bisa ekspansi.

Dear Aryati,
Perjalanan Anda jelas membuktikan hasil tes minatbidang/minat karir dengan kecenderungan (nilai sama di 4 bidang), yaitu investigatif, artistik, sosial, dan enterprising. Anda jelas orang yang menyukai tantangan dan memiliki kemampuan untuk ‘bertarung’ di sana.

Keputusan kuliah Anda merupakan salah satu bukti dari tantangan ke diri sendiri (status quo terbaik akademis) dan orang tua. Sebagai high achiever, Anda membutuhkan petualangan dalam banyak hal, terutama keempat bidang di atas. Memang tantangan lain adalah mensinergikan semua itu agar diri menjadi nyaman. Anda perlu terus berusaha dan belajar menciptakan iklim positif dengan orangtua. Faktor ini sangat signifikan, dan terlihat jelas dari cerita Anda tentang tekanan orangtua.

Masalah utama di sini adalah kenyamanan diri dengan orang signifikan, yang dalam kasus ini adalah Anda dan orangtua. Selain itu, saya percaya, Anda bisa merangkai keberagaman minat karir menjadi multikarir. Anda tetap bisa menjadi pelukis, penulis,pianis,aktivis LSM, peneliti dsb. Kecenderungan investigatif juga menfasilitasi Anda untuk menemukan garis merah dan padu padannya berdasarkan konteks dan momen. Anda bisa membaca buku Marci Alboher (One Person, Multiple Careers) penerbit Hikmah-Mizan. Alboher mengenalkan Slash Careers yang menarik untuk disimak dan bisa Anda terapkan. Resensinya juga akan tayang dalam waktu dekat di website KK. Passion menjadi kunci terkuat bagi para slash careers, namun tidak menafikan dukungan sosial orang terdekat dan strategi finansialnya.

Era teknologi informasi ini memungkinkan Anda mendapatkan komunitas sesuai minat; penulis, pelukis, pianis, LSM, peneliti, humas dsb… dalam satu waktu. Terus bangun jejaring Anda dan komunikasi positif (efektif) dengan orangtua, juga orang-orang terdekat. Pemahaman dan pengertian akan menjadi suntikan energi luar biasa nantinya, namun, itu semua harus diperoleh melalui proses. Orang dengan kecenderungan beragam yang seimbang, akan sangat tersiksa dengan hanya satu pilihan. Jangan penjarakan kekayaan diri Anda, yang diperlukan adalah penerimaan & pengelolaan, sehingga akan terangkai pelangi indah. Satu lagi, bersahabatlah dengan komitmen, sesuatu yang hanya ada di dalam diri sendiri. Semoga bermanfaat & teruslah berkarya!

“Happiness will attract happiness”

Salam,
Ardiningtiyas

RELATED ARTICLES

3 COMMENTS

  1. Tim Konsultan Karir yang baik,
    Rasanya sudah 6-9 bulan yang lalu saya memposting pertanyaan ini. Sudah lama saya tidak mengecek ulang website ini, tapi terimakasih atas masukan dan informasinya yang sangat berarti. Saya ingin membagi kabar baik dengan anda semua bahwa saat ini saya sudah berada di jalur karir dan pengembangan diri yang saya inginkan, walaupun goal utama saya masih belum tercapai – tinggal sedikit lagi 🙂
    Setelah melakukan tes kepribadian dan menghasilkan tipe kepribadian “ENTP” (Originator) serta tipe bidang karir “komunikasi”, bulan Oktober 2009 s/d Maret 2010 saya memutuskan untuk mengambil pelatihan Public Relations dan Jurmalistik. Ternyata kedua pelatihan tersebut seperti tombol bom waktu bagi saya. Semua pertanyaan dan kesulitan psikis saya terjawab, dan skill komunikasi saya yang sempat terhambat oleh problem psikis mendadak meningkat. Kemampuan diplomasi, negosiasi dan profesionalisme saya melesat dengan cepat. Dengan kepasrahan pada Tuhan YME saya memberanikan diri melamar ke puluhan lowongan pekerjaan di NGO lokal dan internasional untuk posisi Communication Officer. Bulan Februari 2010 saya diterima di salah satu NGO dan lembaga think-tank terkemuka yang didirikan oleh Presiden RI ke-3 dengan posisi sebagai Communication Officer. Posisi tersebut memungkinkan saya untuk melebarkan sayap networking baik dengan kalangan dalam dan luar negeri, akademisi maupun pemerintah. Dan dalam waktu sebulan saya diangkat menjadi Project Officer sebuah program berskala nasional di bidang Literasi Media, yang tak disangka-sangka memfasilitasi kebutuhan aktualisasi diri saya di bidang manajemen, penelitian sosial, dan juga komunikasi. Posisi dan pengalaman ini tentunya merupakan modal yang berharga bagi saya untuk melanjutkan S2 atau terjun ke bidang pekerjaan yang lebih luas lagi. Saya ingin membagi pengalaman ini bagi saudara-saudara yang lain, bahwa jika kita fokus pada tujuan kita, berkomitmen untuk melakukan perbaikan apa saja demi tercapainya tujuan tersebut, maka tujuan tersebut tercapai. Terimakasih! 🙂

  2. Maaf ada yang ketinggalan… setelah beberapa perbaikan tersebut diatas, saya melakukan tes kepribadian lagi dan hasilnya sekarang berubah. Jika dulu saya ENTP, sekarang hasil tes saya menunjukan kepribadian saya adalah ENTJ (Extrovert, Intuitive, Thinking, Judging) atau istilah lainnya “Chief”.

  3. Dear Sdr. Aryati,

    Senang sekali menyimak perkembangan diri & karir Anda, terima kasih untuk berbagi semangat dan cerita di forum ini 🙂 Energi semangat Anda benar-benar terasa, all the best!

    -Ardiningtiyas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor