Saturday, April 27, 2024

Pindah kerja

Salam hangat,

Saya ingin konsultasi mengenai karir saya. Saat ini saya sedang bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi di Jakarta. Saya baru bekerja selama 1 bulan. Pada waktu awal masuk, saya tidak merasakan semangat yang dulu selalu saya rasakan apabila saya bergabung dengan perusahaan baru. Setelah bekerja selama 1 minggu saya merasakan adanya ketidak cocokan saya dengan beberapa rekan saya. Saya sudah mencoba untuk bisa berbaur, tetapi tidak bisa. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali mencari pekerjaan baru. Akhirnya saya mendapat panggilan di salah satu kontraktor pertambangan di jakarta. Saya sudah mengikuti semua seleksi, dan sekarang saya sedang menunggu hasil finalnya. Yang ingin saya tanyakan, apakah saya salah apabila saya merasa tidak cocok dengan beberapa rekan kerja saya, dan saya memutuskan untuk mencari pekerjaan lain yang berbeda dengan pengalaman kerja saya sebelumnya?. Mohon pencerahannya.

Salam,

Andika

Dear Sdr.Andika,

Cukup banyak orang yang mengalami masalah serupa terkait ketidakcocokan dengan rekan kerja hingga atasan. Yang perlu Anda perjelas adalah ketidakcocokan seperti apa yang membuat Anda memutuskan untuk pindah kerja? Kami yakin Anda memahami keragaman individu termasuk tantangan bertemu atau bekerjasama dengan orang yang berbeda visi, perspektif, cara kerja dsb. Apabila ketidakcocokan ini menyangkut prinsip mendasar seperti integritas, maka selanjutnya Anda perlu menilik nilai-nilai di perusahaan tersebut juga. Jangan lupa bahwa rekan kerja tidak jauh beda dengan Anda yang memiliki ‘kebebasan’ untuk keluar atau pindah kerja. Sementara, perusahaan (terutama dalam implementasi/operasional sehari-hari) menjadi penting sebagai acuan nilai semua pihak di dalamnya. Pertimbangan lain adalah tujuan Anda sendiri dalam bekerja, apakah telah sejalan dengan tujuan hidup? Nilai-nilai apa yang bermakna bagi Anda? Bagaimana rekan kerja & situasi kerja yang Anda inginkan? Apa yang telah Anda lakukan untuk berbaur? Waktu 1 bulan dapat terlihat sangat singkat untuk mengetahui hasil interaksi dengan rekan kerja, namun juga bisa terlalu lama jika memiliki alasan tepat. Semoga bermanfaat, terima kasih.

Salam,

Tim Konsultankarir.com

RELATED ARTICLES

3 COMMENTS

  1. Dear Konsultankarir, senang bisa share di sini, bisa dapat fanpage yang tepat untuk konsultasi. Saya karyawan bagian accounting dgn pengalaman kerja 11 thn. Di kantor yang sekarang, saya sudah bekerja selama 7 tahun. Dua tahun terakhir,suasana kerja di kantor sangat tidak nyaman. Ada karyawan baru. Penilaian atasan ke karyawan baru ini sangat subjektif, menilai bukan dari prestasi kerja, tapi dari penampilan fisik. Karyawan baru ini diperlakukan sangat istimewa, suasana kerja jadi nggak sehat, saya berpikir untuk resign. Mohon sarannya. Terimakasih,jawaban Anda pasti berguna untuk karir saya 🙂

    • Dear Sdr.Dewi,

      Terima kasih atas apresiasinya 🙂

      Situasi kerja memang salah satu faktor penting dalam kenyamanan kerja, terbukti Anda pun telah bekerja di kantor ini selama tujuh tahun. Tentu bukan waktu yang singkat dan sadar/tidak, Anda telah turut mewarnai perusahaan!

      Terkait dengan ketidakadilan penilaian karyawan, sudahkah Anda mendiskusikan dengan pihak yang tepat, seperti atasan langsung dan/ HR? Kami menekankan kata diskusi alih-alih mempertanyakan kriteria penilaian, karena dengan berdiskusi, maka kita pun menahan diri untuk ‘mengeluh’ atau ‘menyalahkan’ pihak lain (perusahaan/atasan). Fokuslah pada pencapaian Anda sendiri dan seminim mungkin membandingkan dengan orang lain (termasuk pegawai baru tersebut). Dengan mengacu pada pencapaian kerja sendiri dan KPI atau kriteria penilaian kerja lain di kantor, maka diskusi akan lebih mengalir. Cermati kembali lebih detil perkembangan sejak awal bekerja di kantor hingga saat ini, sehingga bisa lebih objektif. Bawalah semangat untuk kemajuan bersama: perusahaan, ambil sudut pandang lebih luas sehingga meminimalisir sikap defensif dalam diskusi. Untuk itu, perjelas terlebih dahulu yang membuat Anda tidak nyaman. Tulislah di selembar kertas agar lebih jelas dan ‘objektif’.

      Apabila langkah konstruktif ini telah Anda tempuh, dan Anda masih merasa tidak nyaman sampai mengganggu kinerja sehari-hari, maka pilihan resign bisa dipertimbangkan kembali. Satu hal yang penting kita ingat adalah ‘jangan meruntuhkan jembatan’ saat resign dari kantor, hal ini karena dunia kerja yang dinamis dan luas. Bukan tidak mungkin Anda akan bekerjasama lagi suatu saat 🙂

      Demikian Mba Dewi, semoga pembahasan singkat ini bisa membantu.

      Salam,
      Tim Konsultankarir.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor