Saturday, April 27, 2024
HomePerspectiveResensi BukuMultikarir - Multi-Passion?

Multikarir – Multi-Passion?

karir dan pekerjaanJudul : One Person Multiple Careers: Maksimalkan Kebahagiaan Anda dengan Karier Ganda
Penulis : Marci Alboher ? Kolumnis/blogger/penulis
Penerjemah: Arfan Achyar
Penerbit : Hikmah, 2007
Hal. : 360 + xxv
Harga : Rp.54.500,00
Peresensi : Ardiningtiyas

“Apa pekerjaan Anda?” Pertanyaan sederhana ini terkadang membutuhkan jawaban kompleks bagi sebagian orang. Terlebih mereka yang eksis di banyak ‘tempat’, yang oleh Alboher, penulis buku ini disebut sebagai slash career. Antara tepat dan tidak jika menyatakan slash career sebagai pekerjaan sampingan. Hal ini sepertinya juga dirasakan oleh penerjemah sehingga kata slash career-lah yang lebih sering digunakan, bukan karir sampingan.

Mengapa slash? Perhatikan nama penulis di atas: Marci Alboher: Kolumnis/Blogger/Penulis. Rentetan karir dengan penghubung tanda slash yang menjadi karakter dan keistimewaannya. Membaca profesi penulis itu mungkin sedetik kemudian Anda menemukan benang merahnya yakni menulis. Hanya itu? Tentu tidak, karena buku ini menyimpan beragam kisah-kisah para slash career dengan perpaduan yang luar biasa menarik.

Psikoterapis/Pembuat Biola; Pekerja Pelabuhan/Pembuat Film Dokumenter; Guru/Penari/Dalang Boneka; Pengacara/Aktor-Sutradara; Konsultan Manajemen/Kartunis Berbakat; Programer Komputer/Sutradara Teater; Psikiater/Konsultan Krisis Korporasi; Perencana Keuangan/Artis Hip Hop, dan masih banyak lagi.

Memiliki banyak profesi menjadi semakin niscaya di era teknologi informasi ini. Berbagai pernik menantang disajikan melalui wawancara orang-orang yang menjalani slash career. Penulis menyajikan dalam pigura slash mind-set; pengembangan; presentasi diri; sinergi, posisi tawar, dan kekuatan kombinasi yang luar biasa; mengatasi overload, dsb. Ia mengulas pengalaman tiap pelaku disertai analisa efektif dan sederhana. Yang menarik, analisa tersebut tidak terjebak pada instruksi pragmatis yang menuntut, namun lebih pada ulasan ulang secara esensi dan membujuk pembacanya untuk tersenyum-senyum sendiri, seperti kalimat berikut:

“Fakta bahwa munculnya sebuah kesempatan belum tentu menjadi alasan untuk melakukannya. Kesempatan itu harus pas dengan hal lain yang ingin Anda lakukan. Pada saat itu.” (h.139)

Anchor dan Orbiter
Alboher mengajukan sebuah latihan sederhana untuk mengidentifikasi potensi slash career. Sebuah tabel dengan dua kolom A (Anchor) & B (Orbiter). Kolom Anchor, seperti namanya merupakan kolom yang siap diisi dengan daftar kegiatan (pekerjaan) di mana Anda mendapatkan asuransi kesehatan atau pendapatan tetap. Sementara kolom Orbiter diisi dengan melihat dan memilih daftar kegiatan di kolom A; apakah bisa dirancang mengorbiti aktivitas (utama) di kolom A. Biasanya, slash-slash di kolom B adalah kegiatan seperti menulis fiksi, membuat situs web, pekerjaan yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja (h.143).

Buku ini terus setia memukau pembacanya, selanjutnya tentang bagaimana seseorang menjadi slash. Sesuatu yang biasa terlintas di kepala hampir semua orang, memanfaatkan remah-remah waktu yang terselip di tugas utama, tanpa melanggar etika. Seperti yang terjadi pada Guttman.

?Setelah membuang waktu beberapa jam di apartemen kosong menunggu calon pembeli yang ingin melihat beberapa open house yang dia miliki, makelar Ann Guttman, yang juga seorang musisi profesional, sadar bahwa waktu-waktu seperti itu merupakan saat-saat latihan French horn yang ideal untuknya.? (h.178)

Guttman kemudian dikenalkan oleh seorang pialang agen real-estate kompetitor kepada pendiri perusahaan. Pendirinya ternyata mahir bermain gitar klasik, hingga akhirnya Guttman mendapatkan komunitas yang menghargai kemahirannya menjual apartemen sekaligus bermain musik.

Kejutan juga diselipkan di beberapa bagian, seperti tips, kiat atau penebalan di satu paragraf/kalimat untuk mencolek keasyikan pembaca bertualang di kehidupan para slash career. Seperti: “Ide itu-membuat sebuah pekerjaan/kehidupan yang sesuai dengan Anda sehingga tidak terasa seperti pekerjaan-adalah sentimen yang dimiliki banyak slash. Itulah juga alasannya walau mereka harus bekerja dengan jam kerja yang panjang, mereka cenderung mengaku tidak overworked.” (h.245).

Isu etika pun tidak luput dari perhatian penulis. Tidak semua kombinasi bisa langsung hidup berdampingan. Jurnalisme, salah satu bidang yang lekat dengan kode etik dan menuntut para jurnalis terbebas dari konflik kepentingan dengan subjek yang diliput. Ketika Marry Munson, editor kesehatan di majalah Marie Claire, mendapat sertifikasi sebagai seorang personal trainer, dia tidak mengijinkan dirinya bekerja di klub kesehatan yang bisa saja diliput oleh majalahnya (h.265).

Pada bagian appendix, pembaca disuguhi CV dan resume para slash setelah sebelumnya juga penulis menjelaskan versi resume naratif yang menarik untuk dicoba.

Satu kalimat menarik yang menyeruak mencoba menjawab sebagian orang yang lebih mengutamakan satu jalur (terkadang sangat tidak rela adanya ruang lain) adalah:

“Seringkali, sebuah rasa frustrasi atau tantangan pada satu jenis pekerjaan diimbangi oleh sifat penyeimbang alami dari pekerjaan lain yang sama sekali berbeda” (h.209).

Jadi, ?\”Apa profesi Anda?” 🙂

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

1 COMMENT

  1. exellent………………….
    salam Blogger.
    info yang sangat bermanfaat.
    buku ini adalah alasan nama blog saya “Slasher” (One Blog Multiple career),
    sukses selalu…..

    salam hormat,
    Slasher

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor