Wednesday, December 11, 2024
HomeSaya dan KarirKolaborasikan Optimisme & Harapan!

Kolaborasikan Optimisme & Harapan!

?Ga tau? pokoknya yakin bisa lah??

Pernah mendengar kalimat sakti ini? Mungkin di awal tahun, ketika rekan Anda mendesak untuk tahu bagaimana Anda akan mewujudkan butir-butir resolusi yang tertempel cantik di dinding kerja. Sebagai orang optimis, Anda meyakini akan adanya peningkatan dalam karir, juga aspek kehidupan lain.

Optimisme kurang lebih memang bermakna demikian, namun berbeda dengan harapan. Salah satu pemenang ?Share Your Career Story 2009? bertutur, ?Saya rencanakan dalam satu tahun menimba ilmu tentang penulisan, kemudian tahun berikutnya saya berkarya. Alhamdulillah saya telah menjadi ghost writer dan menulis buku?

Ini yang disebut dengan harapan, ada energi dan cara pencapaiannya. Bagaimana jika jalan keluar itu masih abu-abu? Tidak apa, yang perlu ditekankan, Anda telah memiliki bayangan tentang bagaimana mewujudkan cita-cita, keinginan atau target.

Tahun 2008, saya dan rekan saya mengadakan studi psikologi sosial tentang hope di internet. Kami menganalisa opini di dua mailing list yaitu Forum Pembaca Kompas dan Mediacare. Hasilnya, ?there is no hope, but optimism?.

Banyak angin segar yang coba diungkapkan oleh penulis opini, namun masih belum diiringi usulan langkah konkretnya. Kita sering terjebak pada ide-ide normatif, termasuk argumentasi solusi untuk menenangkan diri. Keyakinan akan kuasa Sang Pencipta menjadi salah satu scapegoat yang selanjutnya membersihkan tangan kita dari ?tanggung jawab? atas keinginan dan keputusan sendiri.

Optimisme tanpa diiringi dengan langkah nyata bisa menjadi jebakan frustrasi bahkan berpotensi menggiring kita ke amarah pada Sang Pencipta. Mengapa? Karena kita meyakinkan diri untuk terjadinya abrakadabra..

?Tapi itu kan agar nothing to loose, jadi tidak terlalu kecewa? Anggapan ini memang tidak keliru. Namun, melengkapi diri dengan strategi dan blue print of way out berarti memaksimalkan modal dari Sang Pencipta dalam kehidupan.

Hidupkan serat-serat kelabu yang berkelok di kepala kita, gerakkan jemari kita untuk membuat sketsa rencana, perluas pandangan kita untuk melihat segala kemungkinan, pererat persahabatan kita untuk meluaskan jejaring dan kolaborasi, dan masih banyak lagi jalan menuju ?Roma?.

Bagaimana gambaran ideal Anda? Dalam salah satu sesi individual career coaching di Konsultankarir.com, saya bertemu seorang yang energik, usia muda, penuh semangat namun merasa terjebak dalam satu lingkaran tidak menyenangkan. Berdasarkan asessment terungkap adanya jarak yang jauh antara penilaian dia terhadap diri sendiri dan konsep diri secara ideal. Dalam gambaran skala 1 ? 10, ia menginginkan dirinya berada di level 8, namun saat ini, ia menilai dirinya di level 3! Jarak ekstrem ini yang menjelaskan kegelisahan luar biasa dalam ekspresi baik gesture, mimik wajah, intonasi suara maupun bahasa pilihan untuk menggambarkan diri.

Apakah penilaian orang lain pun sama? Belum tentu, saya sendiri melihat dia telah berada di level 5 dalam skala dirinya. Kurangnya penilaian proporsional ini berpeluang untuk menyempitkan harapan akan perubahan diri dan karir yang diinginkan meski memiliki optimisme tinggi. Inilah mengapa ia merasa hanya berputar tanpa jalan keluar. Namun, mengikuti sesi career coaching menjadi salah satu langkah konkret dan kesadaran diri untuk mencari jalan keluar yang positif.

Kita tentu menginginkan penilaian positif, namun tidak jarang sebagian dari kita menilai rendah diri sendiri, ?Yah.. kerjaan saya cuma begini..? . Sadarkah Anda, bahwa Anda sedang menunjukkan cara pandang yang juga berlaku ke orang lain. Anda secara tidak langsung menuntut orang lain untuk ?selalu? tampil sempurna. Hanya ?kesempurnaan? lah yang akan mendapat nilai positif di mata Anda.

Optimisme dan harapan bertolak dari penilaian diri yang proporsional. Akan banyak tantangan ketika kita harus melihat sel-sel diri yang telah mengkristal bertahun-tahun tentunya. Apakah ini hanya berlaku untuk sesuatu yang besar, seperti resolusi tahunan? Tentu tidak, hampir setiap saat kita membuat ?resolusi? diri, mari kita lengkapi dengan energi positif dan paket action plan.

Jika ada suara di hati ?Saya ingin tampil percaya diri di presentasi minggu depan..? Segera beri ruang imagi Anda untuk ?bermain? ke berbagai pilihan untuk menjadikan itu nyata! Perpanjang kalimat di atas dengan ?Caranya ….? 🙂

Previous article
Next article
Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

2 COMMENTS

  1. Hi Rossy,

    Thanks telah berbagi di Konsultankarir.com, memang di situlah tantangannya, bagaimana kita mengelaborasi jalan keluar dari yang mengawang-awang sampai membumi 🙂

    Salam,
    Ardiningtiyas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor