?Ga tau? pokoknya yakin bisa lah??
Pernah mendengar kalimat sakti ini? Mungkin di awal tahun, ketika rekan Anda mendesak untuk tahu bagaimana Anda akan mewujudkan butir-butir resolusi yang tertempel cantik di dinding kerja. Sebagai orang optimis, Anda meyakini akan adanya peningkatan dalam karir, juga aspek kehidupan lain.
Optimisme kurang lebih memang bermakna demikian, namun berbeda dengan harapan. Salah satu pemenang ?Share Your Career Story 2009? bertutur, ?Saya rencanakan dalam satu tahun menimba ilmu tentang penulisan, kemudian tahun berikutnya saya berkarya. Alhamdulillah saya telah menjadi ghost writer dan menulis buku?
Ini yang disebut dengan harapan, ada energi dan cara pencapaiannya. Bagaimana jika jalan keluar itu masih abu-abu? Tidak apa, yang perlu ditekankan, Anda telah memiliki bayangan tentang bagaimana mewujudkan cita-cita, keinginan atau target.
Tahun 2008, saya dan rekan saya mengadakan studi psikologi sosial tentang hope di internet. Kami menganalisa opini di dua mailing list yaitu Forum Pembaca Kompas dan Mediacare. Hasilnya, ?there is no hope, but optimism?.
Banyak angin segar yang coba diungkapkan oleh penulis opini, namun masih belum diiringi usulan langkah konkretnya. Kita sering terjebak pada ide-ide normatif, termasuk argumentasi solusi untuk menenangkan diri. Keyakinan akan kuasa Sang Pencipta menjadi salah satu scapegoat yang selanjutnya membersihkan tangan kita dari ?tanggung jawab? atas keinginan dan keputusan sendiri.
Optimisme tanpa diiringi dengan langkah nyata bisa menjadi jebakan frustrasi bahkan berpotensi menggiring kita ke amarah pada Sang Pencipta. Mengapa? Karena kita meyakinkan diri untuk terjadinya abrakadabra..
?Tapi itu kan agar nothing to loose, jadi tidak terlalu kecewa? Anggapan ini memang tidak keliru. Namun, melengkapi diri dengan strategi dan blue print of way out berarti memaksimalkan modal dari Sang Pencipta dalam kehidupan.
Hidupkan serat-serat kelabu yang berkelok di kepala kita, gerakkan jemari kita untuk membuat sketsa rencana, perluas pandangan kita untuk melihat segala kemungkinan, pererat persahabatan kita untuk meluaskan jejaring dan kolaborasi, dan masih banyak lagi jalan menuju ?Roma?.
Bagaimana gambaran ideal Anda? Dalam salah satu sesi individual career coaching di Konsultankarir.com, saya bertemu seorang yang energik, usia muda, penuh semangat namun merasa terjebak dalam satu lingkaran tidak menyenangkan. Berdasarkan asessment terungkap adanya jarak yang jauh antara penilaian dia terhadap diri sendiri dan konsep diri secara ideal. Dalam gambaran skala 1 ? 10, ia menginginkan dirinya berada di level 8, namun saat ini, ia menilai dirinya di level 3! Jarak ekstrem ini yang menjelaskan kegelisahan luar biasa dalam ekspresi baik gesture, mimik wajah, intonasi suara maupun bahasa pilihan untuk menggambarkan diri.
Apakah penilaian orang lain pun sama? Belum tentu, saya sendiri melihat dia telah berada di level 5 dalam skala dirinya. Kurangnya penilaian proporsional ini berpeluang untuk menyempitkan harapan akan perubahan diri dan karir yang diinginkan meski memiliki optimisme tinggi. Inilah mengapa ia merasa hanya berputar tanpa jalan keluar. Namun, mengikuti sesi career coaching menjadi salah satu langkah konkret dan kesadaran diri untuk mencari jalan keluar yang positif.
Kita tentu menginginkan penilaian positif, namun tidak jarang sebagian dari kita menilai rendah diri sendiri, ?Yah.. kerjaan saya cuma begini..? . Sadarkah Anda, bahwa Anda sedang menunjukkan cara pandang yang juga berlaku ke orang lain. Anda secara tidak langsung menuntut orang lain untuk ?selalu? tampil sempurna. Hanya ?kesempurnaan? lah yang akan mendapat nilai positif di mata Anda.
Optimisme dan harapan bertolak dari penilaian diri yang proporsional. Akan banyak tantangan ketika kita harus melihat sel-sel diri yang telah mengkristal bertahun-tahun tentunya. Apakah ini hanya berlaku untuk sesuatu yang besar, seperti resolusi tahunan? Tentu tidak, hampir setiap saat kita membuat ?resolusi? diri, mari kita lengkapi dengan energi positif dan paket action plan.
Jika ada suara di hati ?Saya ingin tampil percaya diri di presentasi minggu depan..? Segera beri ruang imagi Anda untuk ?bermain? ke berbagai pilihan untuk menjadikan itu nyata! Perpanjang kalimat di atas dengan ?Caranya ….? 🙂
ass. nah caranya itu yang mebutuhkan pemikiran. sdngkan motivasi sdh ada
wassalam
Rossy
Hi Rossy,
Thanks telah berbagi di Konsultankarir.com, memang di situlah tantangannya, bagaimana kita mengelaborasi jalan keluar dari yang mengawang-awang sampai membumi 🙂
Salam,
Ardiningtiyas