Sunday, April 28, 2024
HomePerspectiveArtikelTiga Cara Mudah Menjadi Career Coach untuk Diri Sendiri

Tiga Cara Mudah Menjadi Career Coach untuk Diri Sendiri

Masih merasa bingung dengan arah karir yang sedang dijalankan saat ini? Tak mengapa. Ini merupakan hal yang wajar. Sebagian besar orang juga mengalaminya. Di sisi lain, menurunnya produktifitas kerja juga menjadi masalah yang cukup serius dihadapi oleh banyak pekerja.  

Adakalanya untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas dibutuhkan bantuan ahli yang kompeten. Bahkan orang yang telah bekerja bertahun-tahun saja seringkali membutuhkan saran, solusi, atau sekedar motivasi dalam menghadapi masalahnya.

Dalam hal ini, seorang career coach adalah ahli yang kita butuhkan. Namun, bukan tidak mungkin kita bertindak sebagai career coach bagi diri sendiri bukan? Nah, bagaimana caranya? Berikut ini ulasan ringkas menjadi career coach diri sendiri.

Pahami dan Pelajari Posisi Anda

Tahap pertama agar dapat berperan sebagai coach yang efektif bagi diri sendiri adalah menempatkan diri kita ‘di luar’ diri kita sendiri atau dengan kata lain pandang diri kita sendiri dengan menggunakan kacamata career coach.

Ini membantu Anda untuk mempelajari bagaimana posisi Anda sekarang ini. Kemudian bandingkan dengan posisi yang ingin Anda raih nanti. Ada beberapa langkah yang perlu dipelajari untuk membantu diri sendiri berkembang, diantaranya adalah:

1. Intropeksi Diri

Buatlah sebuah daftar faktor-faktor apa saja yang membuat Anda tidak puas dengan diri sendiri, termasuk pikirkan kondisi eksternal apa yang bisa dan tidak bisa Anda kendalikan. Rincikan juga faktor yang menyebabkan Anda bahagia dan apa yang bisa disyukuri dari apa yang ada saat ini. 

Intropeksi diri bukan mencari kesalahan-kesalahan diri sendiri atau mencari apa yang kurang, namun memahami secara seimbang apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan oleh Anda agar dapat menjadi diri yang lebih baik lagi di masa depan.

Introspeksi diri merupakan langkah awal yang sangat baik. Secara sadar Anda menerima apa yang bisa diubah dan apa yang tidak bisa diubah, apa yang bisa dilakukan dan apa tidak bisa dilakukan. Dengan intropeksi diri,diharapkan kita mampu mengendalikan diri dengan lebih baik lagi.

2. Mulai Menata Diri

Memang menjadi diri yang lebih baik tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Anda harus memiliki niat kuat dan komitmen untuk berubah. Bukan hanya sekedar menulis di daftar saja, melainkan juga melaksanakan apa yang telah ditulis. Luangkan waktu untuk mulai menata hidup.

Mulai dari langkah kecil. Perubahan kecil dan sederhana jika dilakukan secara kontinyu akan menjadi kebiasaan baru yang mendorong perubahan lebih besar lagi.  Biarkan diri Anda membiasakan hal baru yang positif mengalir dalam diri. Buatlah progress atau kemajuan-kemajuan kecil yang spesifik dan terperinci untuk memotivasi diri sendiri.

3. Miliki Jurnal dan Beri Tugas pada Diri Sendiri

Tahapan selanjutnya dari membantu diri sendiri berkembang adalah dengan mencatat rencana, kemajuan, hambatan, dan apa saja yang layak dicatat dalam jurnal. Jurnal sangat penting untuk memahami perubahan yang terjadi pada Anda. 

Dengan jurnal, Anda bisa menelusuri apa saja yang telah dilakukan dalam upaya untuk menjadi lebih baik lagi. Jurnal juga merupakan alat bantu sangat penting untuk memonitor perkembangan Anda sendiri.  Atur waktu spesifik untuk menuliskan jurnal setiap hari. 

Awalnya memang sulit, namun lama kelamaan akan menjadi kebiasaan yang menyenangkan untuk diri sendiri. Jurnal berbeda dengan diari.  Jurnal dibuat dengan tujuan pengembangan diri.  Diari dibuat untuk mencurahkan perasaan.  

Dengan jurnal Anda juga memberi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh diri Anda. Jurnal akan mencatat akuntabilitas Anda sendiri. Ia menjadi indikator seberapa jauh Anda melaksanakan komitmen untuk berubah.

Dalam proses pengembangan diri, upaya kecil yang kontinyu adalah lebih penting daripada gebrakan besar lalu kemudian berhenti. Pencapaian tahap demi tahap yang menjadi kebiasaan rutin baru membutuhkan proses yang panjang.

Menjadikan diri sebagai career coach untuk  perkembangan diri sendiri adalah hal yang mungkin dilakukan. Namun, jika Anda membutuhkan orang lain untuk membantu Anda, Anda bisa berkonsultasi dan mendiskusikannya pada orang yang memang ahli dibidangnya tujuan anda tercapai dengan efektif.

andin
andinhttp://
Career coach, Writer, Researcher. "be happy, be simple..."
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor