Saturday, April 27, 2024
HomePerspectiveArtikelBagaimana menjadi karyawan teladan yang bisa diandalkan?

Bagaimana menjadi karyawan teladan yang bisa diandalkan?

Menjadi karyawan teladan merupakan hal yang diidamkan oleh banyak orang. Predikat itu tentu membawa nilai tambah tersendiri, apalagi di tengah persaingan yang semakin sengit di dunia pekerjaan saat ini. Ekspektasi terhadap para pekerja pun akan semakin tinggi.

Karyawan teladan juga bukan hanya seorang karyawan yang disukai oleh pemimpin atau atasannya, melainkan juga orang yang memiliki hubungan baik dengan rekan kerjanya.

Karyawan teladan bisa berarti seseorang yang berdedikasi penuh pada pekerjaannya dan memiliki kualitas dan karakter lebih daripada rekan kerjanya. Mendapatkan predikat pegawai teladan ternyata gampang-gampang susah sebab dibutuhkan kerja keras dan prestasi yang bisa dibanggakan. 

Dengan memiliki predikat sebagai pegawai teladan, biasanya kamu akan lebih disayang atau diperhatikan oleh atasan. Dengan demikian, tentu peluang kamu menjadi lebih besar untuk mendapatkan promosi berupa kenaikan jabatan yang lebih tinggi atau paling tidak mendapatkan bonus lebih besar.

Hal pertama agar bisa menjadi karyawan teladan adalah menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu. Bahkan, akan lebih baik lagi jika pekerjaan tersebut dapat diselesaikan sebelum tenggat waktu atau deadline yang telah ditentukan. Usahakan jangan melebihi tenggat waktu sekalipun pekerjaan tersebut sulit.

Di sisi lain, kamu juga harus memberikan kualitas kerja yang baik. Meskipun bisa mengerjakan dengan cepat, namun jika amburadul malah akan memberikan efek negatif atas performa kerjamu.  Cepat dan berkualitas adalah kuncinya.  Jadi, jika kerja lelet dan hasilnya dibawah standar, bisa dibayangkan penilaian atasan terhadapmu.  Jangankan jadi karyawan teladan, jadi karyawan pas-pasan saja belum tentu.

Untuk menjadi karyawan teladan, kamu juga harus mampu meningkatkan kompetensi atau skill. Memiliki motivasi untuk terus belajar dan mau meng-upgrade diri. Perusahaan  menyukai pekerja yang memiliki inisiatif untuk mengembangkan diri dan punya motivasi besar untuk belajar dari berbagai sumber.

Selain bermanfaat bagi diri sendiri, perusahaan akan diuntungkan dengan hal tersebut. Atasan kamu tentu saja akan sangat senang jika bawahannya berhasil meng-upgrade diri sendiri. Apalagi jika skill baru yang dikuasai tersebut sangat diperlukan oleh perusahaan, maka kamu bisa jadi pekerja andalan atasan.

Tips selanjutnya adalah menerima semua kritikan dan mau memperbaiki diri. Apakah kamu pernah mendapat kritikan atas pekerjaanmu? Jika iya. Jangan emosi terlebih dahulu. Lihatlah dari sisi positif yang bisa kamu peroleh.  Salah satu syarat menjadi karyawan yang baik atau teladan adalah terbuka terhadap kritikan, baik itu dari rekan kerja, atasan, atau bahkan bawahan.

Daripada emosi karena mendapat kritikan pedas, cobalah evaluasi pekerjaan kamu dan cari tahu apa kesalahan yang telah kamu perbuat dan bagaimana cara memperbaikinya.

Dan satu lagi, semua orang pasti pernah berbuat salah. Jadi manusiawi jika terjadi kesalahan selama bekerja. Akui kesalahan tersebut. Jangan pernah menyalahkan orang lain. Ungkapkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang bisa dikerjakan untuk memperbaiki. Kemudian, petik pelajaran yang bisa diambil agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi.

Yang terakhir, memiliki hubungan baik dengan rekan kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi baik dan buruknya lingkungan kerja adalah pola komunikasi dan interaksi di tempat kerja, termasuk interaksi antar karyawan. Lingkungan kerja yang baik, dalam arti interaksi antar karyawan berjalan sehat, menjadi faktor penting yang dapat meningkatkan kinerja kinerja kita. Demikian juga sebaliknya.

Interaksi antar karyawan tidak bisa dipandang sepele. Jangan pernah meremehkan rekan kerja kamu, tetaplah perlakukan rekan kerja dengan sopan dan hormat.

Hal lain yang juga merupakan faktor signifikan untuk menjadi karyawan teladan, kamu wajib mempertahankan reputasi dan kinerja. Bahkan, kalau bisa menjadi lebih baik lagi. Mempertahankan reputasi dan kinerja dapat dilakukan dengan datang tepat waktu ke tempat kerja dan menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik mungkin sehingga kamu memiliki track record yang teruji di tempat kerja.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor