Sunday, April 28, 2024
HomePerspectiveArtikelMateri versus Eksistensi

Materi versus Eksistensi

Apa sebenarnya tujuan kita bekerja? Rata-rata orang akan menjawab untuk memenuhi kebutuhan hidup. Benar! Lalu pekerjaan seperti apa yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan hidup? Masing-masing orang akan bekerja sesuai dengan takdirnya. Ada yang menjadi CEO dan ada pula yang menjadi office boy.

Sebagian orang akan berfikir, tampaknya menjadi office boy bukanlah suatu pilihan yang menarik bagi seseorang di dalam berkarir. Sebaliknya, menjadi CEO adalah impian setiap individu yang terjun ke dunia kerja. Benarkah? Ingat, kita tidak boleh meremehkan orang lain apapun pekerjaan mereka.

Pekerjaan dan kehidupan adalah takdir sekaligus pergulatan. Menjadi CEO tentunya tidak semudah simsalabim melalui suatu trik sihir. Diantara berbagai kisah kehidupan mungkin bahkan ada individu yang meraih posisi CEO dimulai dari posisi bawah sebagai office boy yang terus merangkak naik hingga ke puncak. Perjuangan yang luar biasa, bisa dikatakan melawan takdir.

Banyak karyawan yang enggan meninggalkan zona nyaman atau comfort zone. Alasan mereka adalah mengapa mencari masalah untuk mengharap sesuatu yang tidak pasti, sedangkan yang ada didepan mata adalah suatu kepastian yang nikmat untuk terus dicecap. Sebaliknya bagi mereka yang bersifat dinamik dan adventurous, hasrat dalam diri akan terus menggeliat untuk menjadi individu yang lebih baik. Selalu membuka mata, telinga dan terutama pola pikir untuk menjadi kian cerdas dan mawas diri, to be a better me.

Kembali lagi pada tujuan kita bekerja, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menjadi office boy ataupun menjadi CEO adalah sah-sah saja. Jika seseorang puas dan bahagia dengan menjadi office boy, maka itu adalah panggilan hidupnya. Dan jika seorang CEO masih tak puas dengan satu perusahaan yang dikelola, bahkan memiliki mimpi untuk mengelola suatu rangkaian perusahaan konglomerasi, maka hal itu pula menjadi gaung suara hatinya.

Setiap individu membutuhkan materi untuk memenuhi kebutuhan hidup, disisi lain mereka juga ingin agar eksistensinya diakui. Seberapa besar porsi untuk dipenuhi dari neraca dengan dua muatan ini? Saya kembalikan pada masing-masing individu dan suara hati yang dimilikinya. Untuk Anda yang masih terus berjuang apapun posisi Anda saat ini, saya angkat topi!

Winda
Windahttp://
Executive Secretary, Writer and A Proud Mom. ~ Nothing better in this life than being me, myself! ~
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor