Pernahkah mendengar proses coaching, atau career coaching? Anda akan dengan mudah menemukan kata coaching di website atau iklan seminar di Indonesia. Kosa kata ini mulai menyebar di masyarakat, terlebih dengan banyaknya penawaran coaching pro bono atau gratis dalam beberapa event.
Mengapa pro bono, apakah karena masih baru? Pro bono merupakan salah satu strategi marketing yang dilakukan oleh lembaga konsultan atau coaching, tetapi, sesi pro bono pun bisa masuk dalam rangkaian sesi yang berbayar, yakni dalam sesi awal. Hal ini menunjukkan bahwa terlepas dari strategi marketing, sesi gratis merupakan sesi pengenalan dan edukasi bagi calon coachee atau klien.
Pembahasan coaching pun bisa Anda dapatkan di banyak website, termasuk di sini (http://www.konsultankarir.com/perspective/artikel/2014/01/10/3161) (http://www.konsultankarir.com/saya-dan-karir/2011/06/13/coaching-untuk-karyawan-potensial). Meski demikian, cukup banyak klien yang masih bingung membedakan antara proses coaching dan konsultasi. Tidak bisa dipungkiri, tidak banyak dari klien yang datang tidak sempat mencari lebih detil dan lebih fokus pada bagaimana konsultan atau coach mampu membantunya menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Career coaching dan goal
Tidak salah ketika klien datang membawa paket masalah, alih-alih goal/tujuan/target pencapaian. Mengapa goal? Ini perbedaan utama proses coaching dengan konsultasi atau konseling. Anda bisa membuka link konsultasi karier di sini yang telah memuat beragam permasalahan karier dan pembahasan dari para konsultan karier. Pembahasan yang ada pun beragam, mulai dari memberikan paparan, tips solusi maupun pola coaching yakni dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berfungsi mendorong penanya untuk menggali ‘jawaban’ secara terarah.
Secara sederhana, coaching merupakan proses mencapai satu tujuan/goal, sementara konseling, konselor membantu klien untuk menyelesaikan masalah, bukan konselor menyelesaikan masalah klien 🙂 Bagaimana dengan konsultasi? Dalam proses ini, konsultan bertindak sebagai ahli yang akan memberikan berbagai referensi/acuan/tips pada klien.
Goal dan pertanyaan menjadi dua kata kunci dalam proses coaching. Anda tidak akan mendapatkan jawaban, meski dalam implementasinya, banyak klien ‘mencoba memaksa’ coach untuk memberikan tips/jawaban/solusi. Proses ini mendorong klien untuk menggali lebih dalam potensinya, sebab pada intinya, setiap orang memiliki ‘modal’ untuk mencapai tujuannya atau goal. Coach yang akan membantu klien mencapai tujuan tersebut melalui beragam pertanyaan. Pertanyaan ini pun memiliki semacam tingkatan, mulai dari brainstorming hingga menantang klien untuk mengambil langkah yang mungkin berbeda atau melihat satu hal dari perspektif lain.
Career coaching dan pengembangan karier
Apakah penyelesaian masalah karier tidak bisa dilakukan dalam career coaching? Jawabannya…..bisa, coach akan mengarahkan klien ke pencapaian penyelesaian masalah tersebut, bukan bergerak ke belakang untuk mengeksplorasi penyebab masalah. Secara logika, pembahasan penyebab masalah tidak bisa terhindarkan dan diperlukan untuk memberikan pemahaman sebelum kemudian merencanakan langkah ke depan (solusi).
Pertanyaan berikut menggambarkan situasi konsultasi atau konseling: ‘mengapa saya merasa belum maksimal dalam karier ini?’ atau ‘mengapa saya belum bisa menyatu di dengan rekan-rekan kerja tempat kerja baru?’ Dalam career coaching, pertanyaan tersebut tampil berbeda, yakni (menjadi): ‘bagaimana agar saya maksimal menjalani karier ini?’ atau ‘bagaimana agar saya menyatu dengan rekan-rekan kerja di tempat baru?’
Pola ini yang membuat career coaching menjadi salah satu cara tepat bagi pengembangan karier ke depan dan tidak hanya diperuntukkan untuk orang bermasalah atau saat kinerja menurun. Saya melihat masih adanya pemahaman dan praktek coaching yang kurang tepat, yakni sebagai teguran atas kesalahan atau penurunan kinerja karyawan di satu perusahaan. Proses tersebut membuat coaching terkesan negatif, karena begitu terjadi kesalahan maka atasan memberikan coaching.
Jika Anda ingin mengembangkan karier, Anda perlu mempertimbangkan proses career coaching karena di sini, Anda bisa lebih meyakini bahwa Andalah pemilik kendali dalam berkarier. Jangan pula berharap bahwa Anda akan bisa mencapai tujuan atau pengembangan karier tanpa proses, karena dalam career coaching, Anda akan didorong untuk berproses. Dalam proses ini, bukan tidak mungkin Anda akan mengalami kebingungan bahkan kesal. Segala macam emosi tersebut merupakan hal yang wajar dan tidak untuk diabaikan tetapi dipahami dan diterima.
Proses ini akan berhasil dengan syarat adanya komitmen untuk berproses. Mengapa? Seperti yang saya tuliskan di atas bahwa klien memiliki modal dalam mengembangkan diri atau kariernya. Klien yang mengetahui minat, kemampuan, lingkungan, baik dalam kondisi saat ini maupun potensinya. Jangan lupa, klien pula yang memiliki imaginasi untuk arah pengembangannya. Ya…, imaginasi penting karena merupakan anugerah bagi kita semua. Akan tetapi semua itu memerlukan komitmen untuk mewujudkannya. Jika klien telah menyusun rencana dalam satu bulan atau dua minggu, maka tanpa komitmen, tentu pencapaian goal dalam proses coaching hanya khayalan.
Keberhasilan tersebut tidak hanya di tangan klien, melainkan kerjasama yang sinergis dengan career coach sebagai partner. Jika Anda bertanya apa yang saya rasakan sebagai career coach saat menjadi partner, maka jawaban saya adalah: sangat menantang dan so excited!
Anda siap berproses?