Friday, March 29, 2024
HomePerspectiveKonsultasiKeputusan Resign dan Cara Resign Baik-Baik

Keputusan Resign dan Cara Resign Baik-Baik

Saya adalah seorang lulusan arsitektur yang bkerja di suatu biro konsultan arsitektur. Saya baru mulai kerja pada biro tersebut kurang lebih 2 bulan. Relatif singkat memang tetapi saya sudah merasa tidak betah dengan suasana di kantor. Kantor saya memiliki banyak proyek dengan staf arsitek/desainer yang sangat sedikit. Sejak hari pertama saya kerja hingga sekarang, setiap harinya lembur selalu tak terelakkan. Saya khawatir ini dapat berpengaruh buruk pada kehidupan pribadi, sosial dan juga kesehatan saya. Setiap saya ingin pulang kantor, saya merasa segan dengan mereka yang masih saja bekerja. Perlu diingat bahwa saya masih menjadi seorang asisten desainer, bukan penanggungjawab proyek secara langsung mengingat saya freshgraduate.

Pada saat interview kerja di kantor saya sekarang, memang si bos telah membicarakan banyaknya proyek (tidak dalam angka/jumlah tentu saja). Saya pun diberitau hanya ada sekitar x staf desain di sini. Dalam pikiran saya waktu itu, dengan jumlah staf desain yang sangat sedikit, saya tidak membayangkan bahwa jumlah proyek ternyata mencapai angka puluhan. Saya pun diberitau kalo saya harus siap lembur, hanya saja saya tidak membayangkan akan lembur setiap hari, tanpa upah tambahan (yang ini saya baru tahu saat saya cek rekening dan si bos memang tidak bicara sesuatu mengenai bonus). Terus terang saya bekerja untuk mendapat pengalaman sehingga suatu saat saya dapat membuka usaha sendiri (atau dengan teman-teman) di bidang desain. Saya pun tidak menutup kemungkinan bekerja di luar profesi arsitek seperti set designer, pengamat lingkungan, dll. Oleh karena itu, saya tidak mempermasalahkan tentang upah lembur, saya hanya mempermasalahkan jam kerja yang non-fixed dan saya rasa dengan menjadi asisten di banyak proyek, saya justru berpikiran ini overwork dan khawatir akan penurunan kualitas saya (semua proyek dikejar waktu) dan membuat suatu tanda tanya, apakah saya dapat berkembang? Saya pernah jatuh sakit pada pertengahan bulan ke dua dan karena saya makan dengan makanan yang sama dengan yang lain di kantor, saya yakin ini bukan masalah pola makan tetapi mengenai pola waktu kerja yang membuat saya kelelahan.

Saya berminat resign namun masih blm menemukan alasan yang tepat yang dapat saya utarakan sehingga tidak menyakiti pihak kantor. Terus terang tentang ketidaksukaan sistem kerja dan suasana di kantor tentu bukanlah alasan yang tepat meski hal tersebutlah yang memacu saya untuk resign. saya beberapa hari yang lalu dikontak teman akan adanya lowongan pekerjaan di kantor tempat ia bekerja, saya berminat untuk mendaftar kerja di sana dan berharap diterima sehingga saya sudah tidak punya pikiran akan jobless setelah resign.

Sebelum saya melakukan semua itu, saya mmbutuhkan saran dan masukan dari pihak konsultan karir. Mohon maaf sebelumnya karena ini terlalu panjang namun saya rasa saya harus menceritakan latar belakang dari permasalahan saya sekarang untuk mendapat jawaban baik berupa saran maupun kritik yang dapat tertuju langsung kepada saya. Untuk tanggapannya, saya ucapkan banyak terimakasih.

Dann

Dear Sdr.Dann,

Selamat datang di dunia kerja 🙂 Mari kita cermati beberapa hal, mulai dari hal yang positif. Positifnya adalah, (a) perusahaan tempat Anda bekerja saat ini telah menjelaskan kondisi di awal (banyak proyek dan meminta untuk siap lembur), (b) perusahaan memiliki banyak proyek, (c) kesempatan bekerja dan belajar tentang dunia kerja bagi fresh graduate di bidang yang sesuai minat dan pendidikan.

Faktor a, yakni perusahaan telah mengungkapkan sejak awal tentang kondisi kerja, menjadi poin positif yang dapat Anda jadikan langkah ke depan. Artinya, perusahaan mengharapkan Anda mempersiapkan diri, tidak serta merta membiarkan staff baru terjun bebas. Ini merupakan indikator positif.

Faktor b, banyaknya proyek mengindikasikan roda perusahaan berjalan, memiliki kepercayaan klien dan dunia bisnis yang terkait, dan modal untuk terus berkembang.

Faktor c, Anda berkesempatan untuk mengaplikasikan ilmu dalam dunia nyata, serta ditantang untuk mengatur diri lebih luas-mengelola waktu, kesehatan, stamina, interaksi dsb, ini semua adalah bekal diri untuk menjadi profesional yang berkembang.

Sekarang kita cermati yang membuat Anda ingin resign: (a) sistem kerja, (b) suasana kantor, (c) tanpa uang lembur, (d) keraguan dapat berkembang

Faktor a, sistem kerja, sepertinya Anda keberatan dengan pola lembur yang terus menerus, meskipun harus kami informasikan bahwa situasi seperti ini jamak di dunia bisnis. Anda perlu menggambarkan sistem kerja lebih detil, tidak hanya dari satu titik yakni jam lembur. Selain itu, beban kerja (sebagai asisten) yang harus mengelola beberapa proyek, sepertinya Anda juga keberatan dengan hal ini. Kami harus menyatakan bahwa Anda harus siap dengan hal ini di tempat kerja lain, termasuk di industri lain dengan perhitungan beban kerja tersendiri untuk optimalisasi hasil proyek.

Faktor b, suasana kantor, poin ini masih belum jelas, apa yang dimaksud dengan suana kantor. Apakah komunikasi kerja, interaksi kerja, dsb. Cermati kembali dan temukan suasana yang menyenangkan dan tidak menyenangkan di kantor Anda.

Faktor c, yakni tidak adanya uang lembur, meskipun Anda menyatakan tujuan bekerja adalah mencari pengalaman, namun Anda perlu memperjuangkan diri sendiri secara profesional, pelajarilah peraturan kerja di perusahaan Anda, sehingga jelas apa saja kewajiban dan hak pegawai.

Faktor d, apa yang membuat Anda meragukan kemampuan untuk berkembang? Jika Anda dipercaya terlibat dalam banyak proyek, bukankah Anda memiliki kesempatan untuk mencermati banyak hal dalam industri ini? Anda perlu memperjelas poin ini.

Berdasarkan pembahasan di atas, kami menyarankan Anda untuk:

  1. Perjelas yang Anda maksud dengan sistem kerja dan suasana kerja yang tidak menyenangkan serta keraguan tidak dapat berkembang, tuliskan sehingga Anda dapat melihatnya lebih objektif
  2. Temui pihak yang tepat (atasan langsung/dan HRD) diskusikan kondisi yang Anda hadapi
  3. Pelajari peraturan dan hak karyawan di perusahaan tersebut (biasanya tertuang dalam satu buku tersendiri)
  4. Gali informasi dari teman/sumber lain tentang sistem dan suasana kerja perusahaan sejenis
  5. Persiapkan alternatif penawaran pada perusahaan, untuk ini, fokuslah pada kekuatan Anda serta sesuaikan dengan kondisi perusahaan
  6. Diskusikan kembali dengan pihak yang tepat (HRD)
  7. Ambillah keputusan: (a) apabila resign, maka HRD telah memahami permasalahan serta dapat menjadi masukan bagi perkembangan ke depan, silahkan lihat https://www.konsultankarir.com/dev/wp-content/uploads/2012/12/surat-pengunduran-diri-template.pdf (b) apabila tetap bekerja, maka pastikan Anda dan perusahaan mendapatkan solusi positif.

Niatkan untuk berdiskusi dengan atasan dan HRD untuk mendapatkan kejelasan dan kemungkinan alternatif yang bersifat win-win solution. Ingatlah, jauhkan emosi dan nuansa komplain saat berdiskusi, namun benar-benar untuk mendapatkan informasi tepat dari pihak yang tepat. Setelah itu, pertimbangkan baik-baik, berdasarkan informasi objektif serta kebutuhan Anda ke depan.

Sebagai pertimbangan, rentang waktu satu tahun adalah masa pengenalan bagi karyawan baru, terlebih fresh graduate, terutama dalam implementasi ilmu dan dunia kerja yang dapat dikatakan tidak terlalu terbayang saat kuliah (pendidikan). Sangat wajar bila Anda merasa terkejut, namun yang perlu Anda ingat adalah selalu utamakan klarifikasi objektif, bukan asumsi, maka sikap dan tindakan proaktif, seperti berdiskusi dengan pihak yang tepat secara langsung. Ingatlah bahwa perusahaan telah memiliki pertimbangan sendiri ketika menerima Anda, maka, buka diskusi secara positif. Kalaupun Anda memutuskan untuk resign, mereka adalah jejaring potensial Anda di masa depan, jagalah hubungan baik sejak dini 🙂

Semoga dapat membantu Anda 🙂

Salam,

Tim Konsultankarir.com

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor