Friday, December 5, 2025
HomePerspectiveResensi BukuIKIGAI UNTUK PENSIUNAN: Temukan Tujuan Hidup dan Kebahagiaan Sejati

IKIGAI UNTUK PENSIUNAN: Temukan Tujuan Hidup dan Kebahagiaan Sejati

Judul               : IKIGAI UNTUK PENSIUNAN: Temukan Tujuan Hidup dan Kebahagiaan Sejati
Penulis            : M.Husin Syarbini
Penerbit          : Metagraf, Tiga Serangkai, Solo
Halaman         : 176
Tahun             : 2025
Harga             : Rp.34,000,-
Peresensi        : Ardiningtiyas Pitaloka

“Menemukan Cahaya Baru di Ujung Perjalanan Karier”

Buku ini mengajak para pembaca untuk menggali kembali lautan mutiara karier yang telah berjalan panjang dan meramu menjadi satu rencana atau peta perjalanan baru. Penulis menambah deretan orang yang ‘menantang’ pandangan bahwa masa pensiun merupakan akhir dari karier, ujung produktivitas, batas dari kontribusi nyata dalam kehidupan sosial dan professional (h.14). Walau demikian, buku ini tidak mengajak pembaca untuk menutup mata dengan beragam tantangan yang langsung menyambut saat menjelang maupun memasuki masa pensiun. Penulis juga menyadari beragam latar belakang dan budaya pembaca, yang tentunya telah menawarkan banyak alternatif untuk menjalani masa pensiun penuh makna. Untuk itu, secara terbuka dan penuh kerendahan hati, penulis lebih mengajak dan menawarkan salah satu konsep yang bisa memperkaya perjalanan baru para purnakarya, yakni konsep IKIGAI dari negeri Sakura.

Empat Pilar Ikigai

Sebagian pembaca mungkin telah mengenal konsep Ikigai, namun mungkin ada yang baru mendengar atau menyimak secara khusus. Penulis mengingatkan atau mengenalkan pembaca tentang konsep Ikigai yang memiliki empat pilar utama: passion, mission, profession, dan vocation. Passion merujuk pada hal yang kita cintai, mission merujuk pada kebutuhan dunia, profession merujuk pada keahlian, serta vocation merujuk pada aspek yang memberikan penghidupan.  Konsep dasar ini menawarkan ‘kompas’ berpikir dan memudahkan pembaca untuk mengumpulkan beragam pengalaman dalam satu kotak yang sistematis. Hal ini sangat membantu untuk rancangan peta lebih lanjut.

Buku ini sebenarnya memberikan ruang untuk pembaca membuka halaman secara ‘acak’ tanpa takut kehilangan bangunan dasarnya. Anda akan menemui beberapa pengulangan singkat, seperti konsep Ikigai, maupun kalimat yang mengingatkan tentang masa pensiun. Pengulangan ini sangat membantu pembaca, karena secara keseluruhan penulis mengajak pembaca untuk berbincang santai.  Pembaca seperti bertemu teman di beberapa kesempatan yang akan mengawali dengan percakapan singkat yang seringkali berulang, tapi membangun jembatan untuk perbincangan tema lain yang lebih dalam. Setelah selesai menelusuri seluruh halaman, buku ini bisa menjadi teman perjalanan, di mana pembaca bisa membuka lagi halaman secara acak, namun tetap mengingat bangunan dasarnya.

Tantangan Masa Pensiun

Penulisan buku ini diperkuat dengan referensi penelitian di semua bagian, seperti saat memaparkan tantangan psikologis masa pensiun. Masa pensiun dapat dikaitkan dengan kriris identitas, terutama jika individu sangat mengidentikkan dirinya dengan peran professional mereka sebelumnya (Wang & Shi, 2023). Kecemasan finansial juga jamak terjadi dan telah ditunjukkan juga dalam studi Galanis, dkk (2023), di mana hal ini seringkali mendorong individu untuk tetap bekerja guna memastikan kestabilan ekonomi. Tantangan lainnya yang sering terdengar adalah masalah kesehatan fisik, terkait dengan factor kesepian dan isolasi sosial. Studi Smith dan Hirdes (2021) menunjukkan bahwa isolasi sosial yang meningkat dikaitkan dengan resiko lebih tinggi terhadap mortalitas, disabilitas dan demensia.

Konsep Ikigai mengakar pada budaya masyarakat Jepang, khususnya di Okinawa yang memiliki populasi lanjut usia terbanyak dengan kualitas hidup tinggi. Penulis mengajak pembaca untuk melihat pengalaman professional sebagai harta karun yang siap diolah lebih lanjut. Harta karun ini tidak terbatas pada keahlian teknis, namun juga kematangan menghadapi beragam tantangan di dunia kerja yang siap menjadi berbutir-butir mutiara makna hidup. Untuk itu, penulis tidak hanya menawarkan perjalanan sisi finansial setelah pensiun, melainkan lebih luas untuk melahirkan makna hidup ‘kembali’. Pembaca akan diajak memasuki pilihan baru untuk memetakan ulang hidup dan menjelajahi kesempatan baru.

Pemetaan Ulang dan Makna Baru

“Memahami bahwa nilai seseorang tidak hanya diukur dari produktivitas kerja, tetapi juga dari kontribusinya terhadap keluarga, komunitas dan dirinya sendiri, dapat membantu mengurangi kecemasan dan membangun rasa percaya diri di masa pensiun (h.50)”.

Salah satu hal yang mungkin disadari saat memasuki masa pensiun adalah perubahan atau hilangnya rutinitas. Dalam konsep Ikigai, rutinitas bukan hanya kebiasaan, melainkan findasi yang memberikan struktur, stabilitas serta memberikan rasa tujuan dalam kehidupan sehari-hari (h.115). Hal ini sejalan dengan makna ikigai itu sendiri, yakni alasan untuk hidup. Penulis menawarkan pembahasan singkat namun menarik terkait rutinitas harian, mulai dari suasana hati, menjaga aktivitas fisik, pola makan, relasi sosial sampai pola tidur yang sehat. Rutinitas ini tentu disertai fleksibilitas, karena studi juga menunjukkan bahwa kombinasi antara struktur yang terencana dan fleksibilitas dalam menjalankan aktivitas dapat meningkatkan perasaan kebahagiaan dan mengurangi stress (Tsabary, dkk, 2022).

Jika saat membaca Anda mencoba membayangkan contoh nyata masa pensiun yang bermakna, penulis juga menyajikan kisah inspiratif yang menarik. Kisah ini memang dari tokoh dunia dan nasional, namun tidak membuat buku ini tidak membumi. Penulisan buku ini mengalir dengan bahasa sederhana sehari-hari dan bisa membuat pembaca terhenyak ketika sampai di ujung halaman. Penulis juga memberikan beberapa tantangan menarik untuk pembaca berdialog dan menggali diri sendiri secara jujur.  Pembaca akan menemui kuis singkat untuk mengenali diri sendiri sampai latihan untuk pemetaan ulang dan menemukan makna baru.

Secara khusus, hidangan buku ini memang ditujukan bagi pembaca yang menjelang atau telah memasuki masa pensiun. Akan tetapi, buku ini juga sangat membantu pembaca yang bekerja di perusahaan/instansi, khususnya yang bertugas merancang masa persiapan pensiun karyawan.

Selamat menyongsong perjalanan baru penuh makna!

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor