Friday, December 5, 2025
HomePerspectiveArtikelCara Melatih Skill Pengambilan Keputusan

Cara Melatih Skill Pengambilan Keputusan

Meskipun terdengar sederhana decision making atau pengambilan keputusan merupakan keterampilan yang bisa mempengaruhi banyak aspek kehidupan, baik pribadi maupun pekerjaan. Kemampuan decision making bukan soal seberapa cepat kita memilih dan memutuskan, tapi bagaimana kita dapat berpikir jernih dengan mempertimbangkan berbagai pilihan dan mengambil langkah yang paling tepat dan sesuai agar keputusan yang diambil tepat sasaran.

Skill decision making merupakan kemampuan yang bisa terus diasah seiring waktu. Apalagi jika kita terbiasa menghadapi berbagai situasi yang membutuhkan keputusan cepat dan tepat. Dengan terus melatih kemampuan ini, kita bisa menjadi pribadi yang lebih percaya diri, terarah, dan siap menghadapi berbagai tantangan.

Berikut cara yang efektif untuk melatih kemampuan decision making yang bisa dicoba:

1. Membiasakan diri

Cara pertama meningkatkan decision making adalah dengan cara membiasakan diri membuat keputusan dan mengelola keputusan dari berbagai tindakan sederhana di kehidupan sehari-hari. Contohnya, menentukan film yang akan ditonton, menentukan prioritas tugas, mengatur pembagian tugas, dan lain sebagainya.

Membiasakan diri mengambil keputusan sehari-hari dapat menjadi latihan yang bagus. Kita dapat melihat dan memahami apa saja aspek, variabel, dan fakta yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan. Untuk mempermudah kebiasaan mengambil keputusan, kita bisa mulai dari membuat daftar urut proses yang dilakukan.

2. Belajar memahami situasi

Cara selanjutnya melatih kemampuan decision making, yaitu belajar mengenali dan memahami situasi. Saat dihadapkan pada permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya kita dapat belajar memahami situasi yang sedang dihadapi secara utuh. Misal, apa yang sebenarnya terjadi? Siapa saja yang terlibat? Dan lain sebagainya. Semakin baik kita memahami permasalahan atau konteksnya, semakin mudah kita melihat dan menentukan opsi atau solusi yang masuk akal.  Di sisi lain, hal ini menjadi peluang untuk kita meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan.

3. Belajar analisis data atau situasi secara objektif

Cara ketiga meningkatkan kemampuan decision making yaitu belajar menganalisis data atau situasi. Saat menghadapi masalah sebisa mungkin tidak hanya melihat masalah dari satu sisi saja. Pertimbangkan juga berbagai sudut pandang dan kemungkinan yang ada. Lakukan analisis mendalam, bersikap objektif, dan menghindari bias pribadi. Kumpulkan data yang relevan dan analisis dengan cermat. Hal ini bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi yang terjadi. Pertimbangkan juga semua aspek dan masukan dari pihak lain. Tidak terpaku pada sudut pandang diri sendiri agar bisa memilih solusi terbaik dengan resiko kesalahan yang kecil.

4. Mempelajari setiap pilihan yang ada

Karena decision making menuntut kita untuk mengambil keputusan dengan mempertimbangkan beberapa pilihan, maka kita perlu mencatat dan mempelajari semua opsi yang mungkin terpikirkan. Pertimbangkan juga masukan orang lain. Hal ini berguna untuk memberikan kita gambaran kelebihan dan kekurangan dari setiap opsi untuk memutuskan solusi terbaik. Mempelajari pilihan yang tersedia dapat menghindarkan kita dari kesalahan yang berdampak pada pengambilan keputusan yang buruk.

5. Belajar dari pengalaman dan kesalahan

‘Pengalaman adalah guru terbaik’ kalimat ini pasti sering kita dengar. Kalimat ini benar adanya karena belajar dari kesalahan dan pengalaman dapat menghindari kita dari kesalahan yang sama. Jika kita pernah salah dalam mengambil keputusan, jangan takut untuk mengakuinya dan belajar dari pengalaman tersebut, pandang kesalahan sebagai bagian dari proses belajar agar kita menjadi semakin baik kedepannya.

6. Menjadi pendengar yang baik

Kemampuan mendengarkan sangat dibutuhkan dalam decision making. Dalam proses pengambilan keputusan kita harus mampu menjadi pendengar yang baik, dan selalu mau menerima masukan dari orang lain. Apalagi jika orang tersebut memiliki kemampuan yang mumpuni atau di atas kita. Memiliki kemampuan mendengarkan yang baik, memudahkan kita dalam berdiskusi dan kolaborasi untuk mengambil suatu keputusan dengan tepat.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor