Wawancara dan Psikotest
Dear Bpk/Ibu konsultan
Saya ingin bertanya. Saya pernah melakukan beberapa wawancara kerja, namun belum pernah berhasil. Apa sebenarnya yang dinilai dari wawancara tersebut dan bagaimana menilai keberhasilan psikotest? Dengan mengerti apa yang salah maka saya dapat melakukan perbaikan ke depan
Thanks
M.C.A. Pasaribu
Dear Sdr. Pasaribu,
Hal pertama yang perlu dipahami adalah psikotest tidak mengukur apa yang dipelajari secara materiil, seperti akademis/sekolah, melainkan apa yang terinternalisasi selama individu tumbuh. Misalnya, untuk tes kemampuan/skill mengetik di antaranya menggunakan paramater banyaknya kata per menit, kerapian, dsb. Sementara untuk psikotest kerja, misal untuk pemula, yang coba digali oleh beragam instrumentnya adalah enduran mengerjakan tugas rutinitas, kemampuan mengidentifikasi masalah, dsb. Apakah kemampuan tersebut dipelajari? Ya, tetapi berbeda dengan mempelajari materi kuliah atau skill praktis seperti menggambar denah.
Jika demikian, bagaimana ‘keberhasilan’ psikotest? Adalah berhasil, jika psikotest mampu menyajikan profil kandidat yang sesungguhnya, kemudian, profil itulah yang akan dianalisis kesesuaiannya dengan kebutuhan tugas (kerja). Perusahaan farmasi yang membutuhkan analis kimia, tentu akan mencari kandidat dengan latar belakang tersebut, namun perlu diingat, ada banyak kandidat yang berpendidikan sama, sementara kebutuhan perusahaan terbatas. Pada titik inilah psikotest berfungsi menyeleksi kandidat yang paling tepat untuk tugas yang menuntut analisis mendalam, memiliki daya tahan tinggi dengan rutinitas dan perhatian pada detil. Tidak itu saja, setiap perusahaan memiliki kultur masing-masing, dan tidak jarang juga menjadi faktor untuk memilih profil kandidat.
Proses wawancara merupakan salah satu instrumen seleksi yang akan berfungsi sebagai verifikasi silang hasil psikotest. Pewawancara pun akan menggali kompetensi yang dibutuhkan, jika mengacu pada contoh di atas, seperti mampu menganilisis secara detil-mendalam, dsb. Faktor lain yang menjadi perhatian juga bahasa non verbal dan sikap kandidat (lihat http://konsultankarir.com/2012/05/05/artikel/komunikasi-non-verbal-dalam-interview/). Bukan subjektif, melainkan termasuk ‘materi’ untuk pewawancara menilai bagaimana kandidat merespons situasi menekan (proses seleksi) dan berinteraksi dengan orang lain/asing.
Untuk itu, cermati kembali posisi, jobdes, dan perusahaan yang Anda lamar. Jika Anda berulangkali melamar posisi admin namun belum berhasil, cermati apakah Anda memiliki profil yang tepat untuk tugas admin? Begitu pun jika melamar di posisi lainnya 🙂
Anda juga dapat berlatih menjawab beragam pertanyaan dalam wawancara (lihathttp://konsultankarir.com/2009/01/13/artikel/pertanyaan-pertanyaan-umum-dalam-wawancara-kerja/) menggunakan teknik STAR (situation, target, action, result) secara terstruktur namun rileks.
Semoga bermanfaat, terima kasih.
Salam,
Tim Konsultankarir.com
There are 7 comments .