Friday, April 19, 2024
HomeSaya dan KarirMenakar Integritas

Menakar Integritas

??Apa lagi yang diperjuangkan dalam hidup ini selain idealisme??

Satu kalimat yang begitu melekat di sel kelabu ini ketika membaca satu majalah tentang tokoh psikologi Indonesia: Fuad Hasan. Seorang yang dikenal simpatik oleh mahasiswanya, bercirikan Profesor Putih karena kegemarannya mengenakan kemeja dan celana putih. Sang fenomenologis yang begitu ringan mengulas ?cerita? kehidupan hingga sarat makna dan kesederhanaan dalam tulisan-tulisannya.

Mungkin susunan kalimat di atas tidak sama persis, namun kurang lebih itulah kalimat yang saya temukan hampir sepuluh tahun lalu. Saat saya belum marasakan kesantunannya secara langsung.

Idealisme, kalimat satu ini pasti tidak lolos dari dinamika dan pasang surut makna. Individu idealis hampir selalu dikaitkan dengan integritas. ?Integritasnya kuat..? kurang lebih itu yang selalu dicari dalam sendi-sendi kehidupan, tak terkecuali dunia profesional.

Menjadi incaran hingga dunia Sumber Daya Manusia (SDM/HRD) pun membingkainya menjadi satu kompetensi. Kemampuan mempertahankan dan mempromosikan nilai maupun etika kerja dalam melakukan aktivitas organisasi secara internal maupun eksternal.

Masalahnya bagaimana kita mengetahui integritas seseorang? Lebih spesifik lagi, menggambarkannya secara terukur, tidak hanya deskriptif.

Sebelumnya, pernahkah Anda menyaksikan tayangan di televisi, seorang tokoh masyarakat berteriak tertahan namun lantang, ?Saya sudah menanyakan, apakah kamu dendam, dia bilang tidak. Jadi tidak ada dendam pribadi apalagi institusi..?

Percayakah kita? Jawaban apa yang akan kita berikan jika seseorang bertanya seperti itu? Jika si penanya adalah atasan kita?

?Percayakan pada hati nurani..?

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana seorang tak dikenal akan ?melihat? dan meyakini hati nurani orang yang belum dikenal, seperti pelamar kerja? Feeling? Intuisi? Bagaimana penggambaran dalam report untuk evaluasi dan peningkatan SDM di dunia profesional ke depan?

Mengukur Integritas
Ashton & Lee (2007); Lee & Ashton (2004) menyusun HEXACO-PI yang merupakan akronim dari Honesty-Humility, Extroversion, Agreeableness, Consciousness, Openness to experience ? Personal Inventory. Alat ini memang merupakan hasil dari kritik lintas kultur alat ukur The Big Five yang telah lazim di dunia psikologi industri-organisasi (Ashton, Lee,Perugini et al., 2004; Lee & Ashton, 2004). Karenanya, tiga variabel dari HEXACO-PI tidak berbeda dari yang ada di The Big Five.

Yang semakin menarik adalah keterkaitan yang tinggi antara Honesty-Humility dengan Machiavellianism (Christie & Geis, 1970) dan Narcissism (Raskin & Terry, 1988), juga Manipulativeness and Integrity Scales dari Supernumerary Personality Inventory (SPI; Paunonen, Haddock, Forsterling, & Keinonen, 2003).

Mendengar kata Machiavellis tentu langsung membawa kognisi kita ke ?pengesahan segala cara?. Suatu paradigma yang hampir pasti tidak akan mendapat pengakuan secara sadar oleh 99% umat manusia. Apa saja sebenarnya yang diukur di dalam HEXACO-IP ini?

Honesty?Humility: Sincerity; Fairness; Greed avoidance; Modesty
Emotionality: Fearfulness Anxiety; Dependence; Sentimentality
Extraversion: Expressiveness; Social boldness; Sociability; Liveliness
Agreeableness: Forgiveness; Gentleness; Flexibility; Patience
Conscientiousness: Organization; Diligence; Perfectionism; Prudence
Openness to Experience: Aesthetic appreciation; Inquisitiveness; Creativity;
Unconventionality

Artikel kali ini memang penuh dengan pertanyaan, seiring dengan aliran tanya yang tidak pernah usai dalam nadi kita. Memanfaatkan hasil studi Lee dkk (2008), kita bisa mulai menakar abstraksi integritas sendiri?
?????????????????????..Maukah?

Sumber: Lee, Kibeom; Ashton, Michael C.; Morrison,David L.; Cordery, John and Dunlop, Patrick D. (2008) Predicting integrity with the HEXACO personality model: Use of self- and observer reports. Journal of Occupational and Organizational Psychology (2008), 81, 147?167 2008 The British Psychological Society

Previous article
Next article
Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor