Saturday, April 20, 2024
HomeArtikelExperiencedBerpindah Karir di Usia 32

Berpindah Karir di Usia 32

Yang Terhormat
Bapak/ Ibu,

Saya seorang general manager di perusahaan desain kecil di Bandung yang juga membawahi lembaga training dan penerbitan yang berpartner dengan perusahaan Jepang. Saya sedang berminat berpindah karir menjadi research analyst di perusahaan sekuritas. Saya sendiri sudah 10 tahun di perusahaan lama dan telah membidani lahirnya anak-anak perusahaan yang baru serta kerjasama dengan berbagai institusi terkemuka.

Latar belakang pendidikan formal saya adalah arsitektur dan juga memiliki sertifikat profesional (WSQ) dari lembaga pendidikan desain ternama di Singapura serta sertifikat kompetensi brand manager dari sebuah lembaga training ternama di Indonesia. Di awal karir saya pernah menjadi agen asuransi dan marketing sehingga akhirnya sudah 5 tahun saya menjabat sebagai general manager. Hasil karya saya juga sudah dua kali ditampilkan di buku-buku desain USA dan Australia. Kini usia saya telah mencapai 31 tahun, dan saya sedang bersiap mengambil gelar CFA level 1 serta sertifikat WMI.

Menurut Anda, apakah sebaiknya keputusan saya ini tepat berhubung sebenarnya saya memang tertarik di dunia finance sejak beberapa tahun lalu dan keadaan bisnis desain yang dimasa datang saya prediksi tak begitu prospektif bagi orang seperti saya yang cenderung menyukai pekerjaan belakang meja. Dan bila harus mencari klien sebagai sales, saya jelas tidak cocok. Saya sendiri tak berkeberatan bila harus mulai lagi dari dasar karena memang karirnya berbeda, yang sama mungkin hanya di analisa/ valuasi bisnisnya. Apakah usia saya akan menjadi hambatan saat melamar nanti? karena saat saya menyelesaikan persiapan pasti saya sudah berusia 32. Terimakasih sebelumnya .

Ruben

Dear Sdr.Ruben,

Mari kita lihat kembali informasi Anda; Anda telah membidani lahirnya beberapa anak perusahan dan menjalin kerjasama dengan berbagai institusi terkemuka. Meski Anda menilai tidak cocok mencari klien sebagai sales, namun Anda membuktikan dapat ‘bertahan’ sebagai agen asuransi dan marketing di awal karir selama 5 tahun. Informasi ini menunjukkan Anda mampu mengelola tantangan dalam bekerja dan membuat saya sedikit meragukan penilaian Anda sebagai orang yang lebih menyukai pekerjaan di belakang meja :). Kemungkinan besar, Anda seorang yang menyukai aktivitas kerja yang bersifat ‘start up’: memulai dari awal (konsep/ide) hingga eksekusi. Dalam prosesnya, Anda juga cenderung untuk memastikan data-proses melalui pemikiran lebih lanjut/investigasi, kemungkinan ini yang membuat Anda berpikir akan sesuai dalam tugas ‘research analyst’.

Kami menyarankan Anda untuk mempertimbangkan kembali minat Anda untuk pindah lebih detil. Pertanyaan utama yang perlu Anda jawab adalah: Mengapa Anda ingin pindah kerja dengan bidang yang berbeda? Apakah ada perkembangan/perubahan dalam perusahaan yang kurang sesuai bagi perkembangan karier /minat Anda? Gali kembali perasaan/semangat Anda selama berkarir di dunia desain ini. Ingatlah kembali satu pengalaman kerja yang paling menantang & membuat Anda puas dalam pengelolaannya. Apakah pengalaman tersebut ketika Anda bekerja di dunia desain atau agen asuransi? Anda juga perlu menggali lebih dalam tentang interaksi dengan lingkungan kerja selama ini. Terima kasih atas sharingnya, semoga membantu 🙂

Salam,
Tim Konsultankarir.com

RELATED ARTICLES

4 COMMENTS

  1. Wah pengalamannya menarik sekali, apakah mungkin jenuh setelah 10 tahun? atau ada hal lain? Bagaimana kalo cari tahu lebih jelas tentang passion dan karir sehingga lebih terarah juga. Mungkin konsultan karir atau konsultan lainnya yang sejenis dapat membantu. Saya pikir justru Anda mungkin juga bisa memulai bisnis sendiri (karena sudah punya pengalaman membidani anak perusahaan kan)

    Oka

  2. Sdr. Oka, terima kasih atas masukannya, untuk Sdr.Yusi, bisa Anda jelaskan maksudnya ‘ingin bergabung’?

    Salam,
    Tim Konsultankarir.com

  3. Saran saya, pelajari kembali success blueprintnya. yaitu:
    1. Tujuan Hidup
    2. Nilai-nilai yang ingin dikejar
    3. Nilai-nilai yang dihindari
    4. Referensi masa lalu
    5. Keyakinan
    6. Sistem pertanyaan diri

    Kalo sudah clear, baru tetapkan untuk take action. Namun ada 1 hal yang tidak boleh terlewatkan. orang ingin merubah diri karena adanya keputusan ,dan keputusan harus dilandasi oleh pikiran dan emosi yang tepat. dan pada saat Anda memikirkan untuk mengambil tindakan, tanyakan, apakah emosi/perasaan Anda tepat saat itu?
    Semoga bermanfaat, Salam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor