Friday, April 19, 2024
HomePerspectiveArtikelMengambil keputusan dalam tekanan

Mengambil keputusan dalam tekanan

“Nothing is more difficult, and therefore more precious, than to be able to decide.” (Napoleon Bonaparte)

Sounds familiar? Bagaimana Anda menghadapi situasi ini? Bagaimana Anda yakin bahwa keputusan dalam tekanan ini dapat dipertanggungjawabkan secara profesional dan moral?

Jangan menanti panggung itu mendatangi Anda untuk tampil prima. Jangan menunggu tekanan itu datang baru Anda mengambil keputusan untuk bergerak. Pada kenyataannya, Anda tidak akan pernah tahu kapan tekanan itu datang, karena kondisi lingkungan dan kondisi diri memiliki pengaruh signifikan. Menyusun proposal dalam dua hari di sela tugas lain, bisa jadi tekanan berat untuk Anda yang biasa menyusun selama satu minggu, terlebih yang belum pernah.

Berikut adalah tips sederhana tapi perlu kesungguhan untuk implementasinya:

Menyatu dalam pekerjaan

Ketika kita memasuki satu dunia kerja, asumsi yang ada adalah dunia pilihan kita. Apakah kita suka, terpaksa, sedikit suka, sangat suka, dsb.., bukanlah alasan yang bisa menarik simpati orang lain, bahkan bisa sebaliknya. Kemudian, apakah kita agak menguasai, sedikit, sangat atau ahli.., itu pun akan mudah dimentahkan dengan ‘ada atau tidak kemauan dan kesungguhan untuk mempelajari hal baru serta bertanggung jawab pada profesi’. Menyatulah dalam pekerjaan Anda. Kenali benar-benar hingga bisa menguasai celahnya. Kenali perusahaan secara komprehensif, tidak hanya divisi Anda, tetapi juga kompetitor perusahaan dan dunia profesi Anda secara luas. Pada saatnya, ketika hadir tuntutan mengambil keputusan dalam kondisi krisis/ tekanan, Anda telah memiliki bank data yang akan meluncur dengan otomatis.. Percayalah, Anda akan pun terkagum-kagum sendiri.

Memahami visi-misi

Tips ini mungkin terdengar klise, sehingga tidak sedikit yang agak meremehkan. Mengerti akan visi misi perusahaan tidak semata dengan membaca aturan dasar perusahaan. Anda perlu untuk mendapatkan feel nya, dengan meleburkan diri, membaur, membuka telinga, mata dan hati, maka informasi seluas samudra akan mengalir. Misalnya Anda bekerja di majalah kesehatan, maka Anda akan gencar bersaing untuk menjalin kerjasama dengan produsen alat kesehatan, namun jika visi misi perusahaan adalah pemberdayaan konsumen tingkat ekonomi bawah, poin inilah yang akan membedakan dengan majalah kesehatan lain.

Struktur manajemen

Ketahui secara akurat tugas Anda dari hulu ke hilir nya, meski hanya bertanggung jawab di hulu. Selain akan memperluas wawasan juga memberikan suntikan emosi positif, karena mengetahui hasil kerja Anda akan bermuara ke mana dan untuk apa. Pada sisi lain, kenali struktur manajemen yang ada. Hingga Anda tahu mana jalur panjang, berurut dan mana short cut. Apa manfaatnya? Ketika Anda harus mengambil keputusan cepat dan tepat di bawah tekanan, Anda bisa tahu siapa pihak (orang) pertama untuk berkonsultasi dan berkoordinasi.

Bagaimanapun, ini adalah keputusan perusahaan, maka koordinasi dan konsolidasi harus tetap terjaga. Dalam rangkaian struktur yang rumit, Anda harus tahu tingkatan Person in Charge yang harus mengetahui di awal tentang keputusan itu. Dalam kondisi di lapangan, memang adakalanya harus ’memangkas’ struktur. Memangkas, bukan menghilangkan. Anda adalah bagian dari rantai panjang sebuah organisasi, jadi berkoordinasilah.

Bagaimana jika bos salah mengambil keputusan?

Bos juga menginginkan evaluasi agar roda perusahaan bisa berputar terus. Karena itu, sebelum mengajukan protes,  pastikan Anda memahami betul apa keputusan itu. Kumpulkan informasi akurat untuk mendukung koreksi  (protes) itu. Selanjutnya, ajukan dengan nada klarifikasi, bukan menggugat. Klarifikasi akan lebih mengendurkan urat syaraf dan membuka kemungkinan untuk berdiskusi sehingga menciptakan nuansa damai untuk kemajuan bersama. Seringkali ketersinggungan muncul dari dua pihak karena merasa diserang secara pribadi.

Pahami pula keadaan ekonomi secara luas, setidaknya tidak asing dengan kondisi ekonomi nasional. Dalam kondisi krisis, tentu langkah perusahaan tidak akan sama agar tetap survive. Bisa jadi karyawan akan mendapat bonus pekerjaan ganda. Dengan bekal tips di atas, rasa kaget campur kesal akan sedikit terobati. Tidak ada salahnya jika ingin mengetahui kondisi perusahaan lebih jelas, bertanyalah pada pihak yang tepat. Ini akan membantu Anda untuk lebih mengerti dan membuka dialog positif.  Perusahaan pun akan mendapatkan masukan tentang kondisi objektif dan psikologis personilnya, sebagai pertimbangan efektivitas kerja.

Apa keputusan genting yang sedang Anda buat hari ini?

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor