Thursday, April 18, 2024
HomePerspectiveArtikelChecklist Sebelum Pindah Kerja

Checklist Sebelum Pindah Kerja

Banyak dari kita yang tidak punya gambaran apa yang akan kita lakukan pada karir selanjutnya. Seringkali kita hanya tahu bahwa kita tidak ingin tetap tinggal pada posisi saat ini. Tetapi, bisakah kita memutuskan, apa yang sebaiknya kita lakukan?

Bila itulah yang Anda rasakan, ketahuilah bahwa Anda tidak sendirian. Dan ketahuilah bahwa hanya dengan sedikit usaha, Anda bisa tahu apa yang sebaiknya dilakukan. Trik agar tidak merasa terjebak dalam suatu pekerjaan adalah mengubah pendekatan Anda. Daripada berusaha keras mencari tahu apa yang Anda inginkan, cobalah membangun apa yang tidak Anda inginkan.

Mulailah dengan membuat daftar semua pekerjaan yang pernah Anda kerjakan. Lalu pikirkanlah setiap aspek dalam setiap posisi itu. Tuliskan segala hal yang membuat Anda tidak bahagia. Perlahan-lahan Anda akan melihat semacam pola, pola yang akan membantu Anda merencanakan karir baru Anda.

Gunakan daftar Anda ini sebagai poin untuk berpindah. Pastikan Anda menambahkan ide Anda juga. Sebelum memulai pencarian pekerjaan baru, sangatlah penting untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:

Keterampilan/Skill apa yang Anda gunakan dalam posisi sebelumnya? Skill mana yang bisa diterapkan, dan dipindahkan pada pekerjaan baru? Yang mana dari aktivitas-aktivitas tersebut yang tidak Anda senangi?

Dengan jenis orang seperti apa Anda bekerja? Individu-individu yang kuat dan asertif? Atau yang kreatif? Kepribadian seperti apa yang membuatmu stress setiap hari?

Suasana bekerja seperti apa yang Anda hadapi biasanya? Yang serba cepat dan berorientasi target? Atau yang santai dan fleksibel?

Apakah Anda menduduki posisi berkuasa yang penuh tanggung jawab? Bagaimana perasaan Anda terhadap kekuasaan itu? Apakah Anda bosan bertanggung jawab terhadap pekerjaan orang-orang lain?

Apakah Anda bekerja di lingkungan yang terstruktur atau bebas? Apakah Anda benci melihat rekan kerja Anda yang datang dan pulang semau mereka? Apakah Anda telah berjanji pada diri Anda sendiri bahwa Anda tidak akan bekerja pada akhir pekan lagi?

Apakah Anda diberi kebebasan penuh? Atau apakah bos Anda selalu mengawasi? Apakah Anda ingin dapat memprioritaskan pekerjaan Anda sendiri?

Apakah Anda lebih sering bekerja sendiri atau bekerja dengan tim? Apakah Anda suka bekerjasama? Ataukah Anda lebih bahagia bekerja sendiri?

Suasana seperti apa tempat bekerja Anda? Apakah interior kantor yang terbuka membuatmu bisa berkonsentrasi? Atau apakah Anda merasa tidak nyaman dalam kotak-kotak partisi?

Berapa banyak uang yang Anda hasilkan? Apakah Anda selalu merasa bahwa gaji Anda kurang layak?

Sambil menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, nilai-nilai yang berharga bagi Anda pun mulai tampak. Ini memudahkan Anda melihat apa yang penting bagi Anda. Mungkin Anda paling merasa bahagia ketika bekerja sendiri. Mungkin Anda lebih suka bekerja di lingkungan yang fleksibel. Mungkin juga Anda baru menyadari bahwa gaji Anda-lah yang selama ini membuat Anda bangga.

Apa pun nilai yang berharga bagi Anda tersebut, penting untuk bersikap jujur pada diri sendiri. Ini berarti menghapus semua nilai yang menurut Anda ‘sebaiknya’ Anda anggap penting. Mungkin Anda datang dari keluarga yang bekerja di bidang kesehatan. Tetapi, ternyata bekerja dengan orang-orang membuat Anda kelelahan. Kini saatnya bagi Anda bersikap jujur.

Pusatkan perhatian pada apa yang penting bagi Anda. Apa nilai atau gagasan yang ingin Anda selipkan ke dalam kehidupan professional Anda? Ketika Anda melalui proses ini mungkin saja Anda menyadari bahwa beberapa nilai yang penting bagi Anda saling bertentangan. Apabila ini kasus Anda, maka Anda terpaksa harus memilih. Misalnya, Anda merasa perlu menghasilkan banyak uang, tetapi Anda juga membutuhkan jadwal kerja yang fleksibel untuk saat ini.

Tidak perlu buru-buru. Pikirkan baik-baik setiap jawaban Anda. Ketika selesai, gunakan informasi ini untuk menulis pernyataan pendek yang menggambarkan apa yang ingin Anda kerjakan dalam posisi Anda yang baru. Maka Anda pun siap memikirkan apa yang benar-benar Anda inginkan. Terkadang cara terbaik untuk menonjolkan yang positif adalah dengan menghilangkan yang negatif.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor