Wednesday, April 17, 2024
HomeArtikelExperiencedKeputusan Resign

Keputusan Resign

Dear konsultasi karir,

Saya Andre, usia 24 tahun ( tahun 2014 ini jalan 25 ). Saya lulus akhir tahun 2011. Saya sekarang sudah bekerja di salah satu perusahaan media televisi. Lama bekerja sudah 1 tahun ( Februari 2013 – sekarang Februari 2014 ). Saya kerja di media ini karena memang penasaran dengan salah satu posisi yaitu team creative. Pada tahun lalu saya mendapatkan pekerjaan ini dan akhirnya sampai sekarang.

Ketika bulan November 2013 saya mulai jenuh. Banyak faktor, yang pertama saya mulai jenuh dengan rutinitas kerja di media yang mana kerja diatas 20 jam itu menjadi lumrah. Yang ke dua, saya juga memikirkan kesehatan dan dunia sosial dan ibadah saya yang mulai terganggu, karena memang kerja di media adalah pekerjaan tak kenal waktu (Sabtu dan Minggu masuk adalah hal yang lumrah). Memang ada hari dimana libur, tapi ketika hari libur itu direbut untuk masuk karena ada meeting mendadak atau apapun, kita sebagai karyawan hanya menuruti demi menunjukan loyalitas dan dedikasi.

Dipikiran saya pada saat itu, pekerjaan ini SUDAH TIDAK MEMBUAT SAYA NYAMAN. Saya berniat untuk pindah divisi. Melihat teman saya bisa pindah divisi, itu merupakan angin segar. Tandanya saya punya kesempatan yg sama. Bulan Desember 2013 pertengahan, saya mulai berbicara dengan produser dan akhirnya ke HRD. Dari HRD mengatakan bahwa pindah divisi itu bisa tapi dengan proses. Setelah menunggu, sekitar Januari 2014 saya mendapat kabar kalo saya tidak bisa pindah divisi dengan BANYAK alesan yang menurut saya knapa tidak ngomong diawal. Mereka sudah terlanjur menjanjikan. Penantian saya sia – sia, dan HRD dengan bahasa halusnya yang panjang dan ribet mengatakan saya harus tetap di posisi itu. Bahasa kasarnya, pilihan cuman 2 antara loe resign atau lo mau lanjut. Akhirnya saya kehilangan semangat kerja dan sudah makin muak. Saya sudah mencoba mencintai kembali pekerjaan saya, saya coba seminggu di program baru tetapi tidak bisa, Saya malah makin muak. Sekarang sudah bulan februari, saya sudah bersiap-siap resign karena kemungkinan saya untuk bertahan tidak bisa.

Apakah ada solusi? Karena saya ragu dan takut untuk resign. Bagaimana cara ngomongnya ke HRD?

Terima kasih,

Ditunggu balasannya.

Andre

 

Dear Andre,

Sebaiknya Anda segera mengambil keputusan, karena bekerja dengan perasaan negatif hanya akan merugikan diri sendiri.  Cara yang Anda tempuh sudah bagus, artinya Anda mencoba untuk berpindah ke divisi lain. Pada sisi lain, Anda juga tentu mengetahui kondisi perusahaan tersebut, baik pola kerja, termasuk kebutuhan individu di satu divisi lainnya, meski mungkin tidak secara akurat.

Jika Anda memutuskan untuk tetap mencoba bertahan, lakukan dengan sepenuh hati dan buatlah target untuk diri sendiri. Target personal ini sebaiknya terkait dengan pengembangan diri yang signifikan. Dengan target, maka kita memiliki misi sendiri dan menjadi motivasi tersendiri.

Coba pula untuk berdiskusi dengan rekan kerja, terutama rekan senior. Mereka tentu menghadapi isu serupa, pelajarilah bagaimana mereka bisa survive. Trik lain, tantang diri sendiri untuk seminimal mungkin mengeluh. Kami memahami dengan perasaan muak yang And ceritakan, tentu sulit. Tetapi, cara kerja otak kita juga unik. Begitu kita bertekad untuk mencapai sesuatu, maka perhatian kita pun akan mencari hal-hal pendukung.

Hal lain yang cukup menggelitik adalah, apa yang membuat Anda ragu dan takut untuk berbicara pada HRD? Jika Anda ragu HRD akan menolak alasan, maka Anda perlu menyiapkan alasan yang tepat, tanpa menyudutkan perusahaan/divisi. Perasaan bosan memang bisa menjadi alasan, tetapi kurang tepat, karena perasaan itu bisa mendatangi siapa saja. Fokuslah pada pengembangan diri dan karier.

Kami harap pembahasan kecil ini bisa membantu, sebagai tambahan, silahkan membaca beberapa artikel terkait berikut ini: (1) http://www.konsultankarir.com/perspective/konsultasi/2013/05/21/keputusan-resign-dan-cara-resign-baik-baik , (2) http://www.konsultankarir.com/perspective/konsultasi/2012/04/03/1-store-2-manager (3) http://www.konsultankarir.com/perspective/artikel/my-journey-artikel/2011/01/16/tujuh-hari-puasa-mengeluh , (4) http://www.konsultankarir.com/saya-dan-karir/2011/10/25/jenuh-di-tempat-kerja

Salam,

Tim Konsultankarir.com

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor