Friday, March 29, 2024
HomePerspectiveArtikelJadi Boss Tanpa Dimusuhi Teman Kerja

Jadi Boss Tanpa Dimusuhi Teman Kerja

Saat mulai membangun karir, Anda juga memulai kedekatan dengan rekan kerja. Setiap perubahan dalam job description, rotasi kerja dan perombakan yang terjadi dalam divisi maupun perusahaan dihadapi dan dijalani bersama. Adalah hal yang wajar jika akhirnya Anda dan rekan jadi dekat, teman sepekerjaan yang saling curhat soal apa saja, mulai soal pribadi hingga soal boss yang menyebalkan.

Tetapi saat Anda mendapatkan promosi pekerjaan dan memegang posisi tertentu, entah sebagai supervisor atau manager, tak disangka teman dan rekan kerja yang selama ini dekat dengan Anda mulai berubah. Walaupun mereka sekarang berada di bawah tanggung jawab Anda, justru rasanya mereka makin menjauh. Jangankan makan siang bareng, sedikit demi sedikit Anda juga mulai mendengar gosip yang tidak menyenangkan tentang Anda. Ada apa ini? Why do they all turn against me? Kalau mereka terus menjauh dan tidak respect dengan kepemimpinan Anda, bagaimana Anda bisa menjalin hubungan yang efektif dengan mereka? Mungkin pikiran itu yang ada di pikiran Anda.

Sebelum Anda menyalahkan mereka yang menurut Anda sirik dengan keberhasilan Anda, cobalah untuk melihat kembali kepemimpinan yang baru saja dijalani. Analisa kembali hal-hal yang membuat Anda dimusuhi dan dijauhi rekan kerja yang sekarang jadi bawahan Anda.

1. Anda kehilangan empati

Sebelum Anda mendapatkan promosi, Anda bisa memberikan pandangan dan turut merasakan kesulitan teman saat menghadapi kesulitan dalam pekerjaannya. Teman pun merasa lebih leluasa untuk curhat dan meminta pandangan atau bantuan untuk mengatasi kesulitan dalam pekerjaan. Tetapi saat Anda menjadi boss mereka, Anda tidak memberikan kesempatan pada mereka untuk mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi. Yang Anda inginkan hanya hasil dan produktivitas yang memuaskan tanpa ingin tahu kesulitan yang mereka hadapi.

2. Anda tidak melindungi mereka

Ingatkan Anda betapa menyebalkannya saat atasan Anda tidak mau mengayomi anak buahnya? Saat anak buah Anda melakukan kesalahan, Anda tidak mau turut maju dan mengambil tanggung jawab atas anggota tim Anda dan membiarkan mereka menyelesaikan akibat kelalaian mereka. Kesalahan ini membuat mereka merasa Anda masih bertingkah laku selayaknya rekan kerja instead of sebagai pemimpin.

3. Menutup diri terhadap masukan dan ide dari anggota tim

Memegang posisi pemimpin membuat Anda merasa lebih atau bahkan paling pintar di antara anggota tim. Anda lalu menganggap remeh setiap opini dari anak buah Anda. Padahal bisa saja mereka memiliki ide cemerlang yang cocok untuk diterapkan untuk kemajuan tim. Anda juga meniadakan proses brain storming yang justru membuat anak buah terpacu untuk memunculkan ide-ide baru. Lebih parah lagi, Anda bahkan ‘mencuri’ ide anak buah Anda dan mempresentasikannya sebagai buah pikiran Anda.

4. Bermuka dua

Anda mengkhianati kepercayaan mereka sebagai teman saat Anda menggunakan ‘curhat’ teman Anda sebagai alat untuk menjegal mereka. Saat mereka menceritakan keluh kesah tentang pekerjaan, mereka ingin Anda mendengarkan sebagai teman, bukan boss yang akan menggunakannya sebagai bukti yang mencoreng appraisal. Sebisa mungkin pisahkan posisi Anda sebagai teman dan sebagai atasan. Bertindaklah objektif setiap memandang permasalahan mereka.

5. Menganggap diri Anda kebal untuk minta maaf

Mungkin Anda juga melihat bahwa atasan Anda selama ini tidak pernah mengucapkan maaf atau sering melemparkan kesalahan. Jika Anda merasa bahwa ini adalah privilege sebagai boss maka Anda salah. Ingatlah betapa kesalnya Anda dulu saat atasan menyalahkan Anda untuk hal yang tidak Anda lakukan. Jangan lakukan hal yang sama. Jadilah atasan dengan kualitas yang baik. Jika Anda merasa salah, jangan segan mengucapkan maaf, apapun posisi Anda dalam perusahaan.

Oleh: Karirpad.com

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor