Late Starter dan Pilihan karir
Dear Konselor
Saya seorang mahasiswa S2 berumur 28 tahun dan sedang melakukan penelitian akhir. Sebelumnya saya adalah lulusan S1 yang tidak serumpun (S1 ilmu Ekonomi, dan sekarang S2 Hubungan Internasional). Dan saya memang menempuh S2 itu sederhana saja, out of passion dan sebenarnya lancar-lancar saja karena IPK bagus dan sepertinya akan selesai sesuai dengan masa tempuh (3 semester). Namun saya akui bahwa yang saya pelajari sepanjang S2 saya tidak banyak berkaitan dengan S1 saya dan itu cukup membuat saya bingung. Passion saya adalah ilmu HI namun ketidaklinearan ini membuat saya bingung menjawab pertanyaan-pertanyaan orang di sekitar saya, dan kuatirnya ketika saya melamar pekerjaan setelah lulus nanti :
Pertama, kenapa tidak linear? kan tidak bisa jadi dosen.
Ke dua, kalau begitu lulus dari HI kerja dimana?
Saya awalnya menginginkan menjadi PNS di pusat seperti di BPKM atau Deplu, tapi ya setelah melihat pengalaman orang-orang, bisa dibilang keinginan saya ini termasuk mimpi juga. Namun saya tetep akan mengejar posisi PNS tersebut. Cuman saya bingung apa “Plan B” jika saya tidak diterima. Apakah menjadi PNS di Pemda, yang mana tahun ini ya ga semua propinsi termasuk propinsi asal saya menerima PNS baru.
Jadi Saya sekarang terpikir untuk kuliah S2 ilmu ekonomi lagi, kadang juga terpikir untuk kuliah S2 HI dengan kosentrasi ekonomi politik internasional (saya skrg mengambil minat konsentrasi politik internasional) dan saya ntar punya titel “MA” dua. Atau saya memutuskan untuk fokus mencari pekerjaan “lain” yang saya tahu gak akan ada kaitan dengan passion saya, misal melalui program ODP atau MT sebuah perusahaan “X”. Dengan ketidak linearan ini dan dengan pengalaman kerja yang minim saya kembali bingung. Sebelumnya saya mempunyai usaha sendiri, di bidang yang tidak ada kaitannya dengan S1 saya, namun tidak berjalan mulus sehingga banting setir untuk lanjut S2. Saya sampai berpikir untuk mengambil S1 kembali di ilmu HI, tapi ya gak lucu juga.
Singkatnya, saya suka meneliti dan saya sangat suka dengan ilmu S2 HI yang saya tempuh ini. Sayangnya HI ini juga bukan ilmu praktis seperti akuntansi atau teknik pertambangan (minim lowongan), jalur pendidikan S1 – S2 saya juga tidak linear (jadi dosen di universitas swasta juga ga bisa), dengan pengalaman kerja minim pula, di usia 28 pula.
Terimakasih Konselor atas tanggapannya.
Dear Sdr.Roberto,
Menarik sekali pengalaman studi yang sedang Anda tempuh saat ini. Salah satu petunjuk passion adalah aktivitas yang Anda senangi, bahkan hal yang ekstrem adalah ‘tanpa terlalu mengindahkan masalah finansial’. Hal ini yang tidak jarang membuat orang menyamakan antara passion dengan hobi. Yang membedakan adalah, passion akan menuntut Anda untuk selalu melakukan itu lagi dan lagi, meskipun menemui banyak kegagalan, sedikit belok arah namun akan kembali ‘menuntut’ untuk melakukannya. Anda akan merasa ada yang kurang jika tidak melakukan hal itu. Untuk itu, passion juga lekat dengan komitmen, berbeda dengan hobi yang cenderung mengisi waktu luang dan bersifat ‘pengimbang’ tekanan hidup. Dalam passion, Anda merasakan tekanan sekaligus semangat dan keseimbangan. Mungkin kalimat ini dapat terkesan berlebihan, namun dalam kenyataannya, passion tidak semudah menuliskan katanya.
Terkait dengan ketidaklinieran studi Anda, cobalah untuk lebih adil pada diri sendiri, selain terbuka pada ‘gugatan’ dan ‘pertanyaan’ orang di sekitar. Tantangannya adalah: mampukah dan maukan Anda menjadikan ketidaklinieran tersebut sebagai nilai tambah? Anda memiliki ilmu ekonomi dan ilmu hubungan internasional, cobalah ramu keduanya menjadi keunikan, kekuatan dan nilai tambah Anda. Anda pun telah memiliki pengalaman bisnis. Buka kembali lembaran itu, dan lihatlah lebih jernih, keberhasilan dan aspek yang perlu ditingkatkan. Tidak semua orang berani dan mampu membuat bisnis sendiri, jadi, itu adalah pencapaian diri sendiri, apresiasilah!
Jika passion Anda adalah penelitian, dengan ilmu ekonomi dan hubungan internasional, Anda dapat berkiprah juga di dunia LSM baik nasional maupun internasional. Cobalah bergabung dalam milis atau komunitasnya. Kunjungi pusat-pusat budaya beberapa negara yang ada di Jakarta atau kota besar lain, jika lokasi Anda kurang memungkinkan, Anda dapat berkunjung ke situsnya. Ada banyak undangan kompetisi proposal penelitian maupun projek di pusat budaya atau LSM di Indonesia. Tantang diri Anda untuk mengikutinya, baik individual atau berkelompok dengan teman/menggandeng institusi tertentu. Temui lembaga penelitian di kampus Anda, kenali passion Anda lebih dekat, sekaligus memastikan apakah benar passion atau ada hal lain yang ternyata menjadi passion Anda.
Selanjutnya tentang dosen, sejauh pengetahuan kami, memang dosen dituntut untuk memiliki keilmuan yang linier, namun tidak menutup kemungkinan yang tidak linier. Anda dapat melihat di berbagai universitas, karena kotak ilmu itu sendiri tidaklah kaku, selalu ada titik temu di antara berbagai ilmu. Untuk itu, jika Anda memang tertarik menjadi dosen, jangan patahkan keinginan sendiri sebelum mencoba. Salah satu nilai jual dalam melamar posisi ini adalah pengalaman riset dan penulisan ilmiah. Rintislah sejak dini, buatlah riset kecil sesuai minat Anda (ekonomi, ekonomi-HI, atau HI, atau dengan ilmu lainnya), ikutilah konferensi ilmiah-presentasikan hasil studi Anda, ikutilah kompetisi riset dan kirimkah hasil riset Anda ke jurnal nasional maupun internasional.
Demikian saran dari kami, semoga dapat sedikit memberikan masukan bagi Anda 🙂
Salam,
Tim Konsultankarir.com
There is 1 comment .